REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Wakil Duta Besar Iran untuk PBB, Gholam Hossein Dehqani mengatakan (Jumat, 1/8) rezim Israel memiliki lampu hijau rahasia untuk melakukan kejahatan di wilayah Gaza yang terkepung. Diplomat Iran ini mengecam kelambanan Dewan Keamanan PBB atas krisis yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
"Tampaknya ada instruksi rahasia bagi rezim Zionis (Israel), yang memungkinkannya mencapai tujuan melalui bentuk penindasan," tutur Gholam, seperti dilansir dari PressTV (Sabtu, 2/8).
Ia menambahkan, Dewan Keamanan (DK) senantiasa memveto setiap resolusi menentang rezim Israel, karena badan internasional tersebut berada di bawah pengaruh beberapa negara Barat, yaitu Amerika Serikat.
Ia juga menyayangkan sikap negara-negara yang mengaku memperhatikan nilai demokrasi dan tuntutan internasional. Namun pada kenyataannya, mengabaikan panggilan masyarakat internasional untuk menindak tegas rezim Zionis tersebut.
Berdasarkan Piagam PBB, Dewan Keamanan memiliki kewajiban untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Termasuk mencegah perpecahan yang akan menyebabkan agresi dan perang.
Gholam menegaskan, bahwa DK PBB sebagai satu-satunya lembaga yang bertanggung jawab untuk mengakhiri agresi yang tengah berlangsung terhadap rakyat Palestina di Gaza. Namun sayangnya tuturnya, DK PBB menahan diri untuk mengambil tindakan yang tegas dan efektif.
Komentar diplomat Iran ini keluar, setelah Presiden AS Barack Obama pada Jumat (1/8) menolak untuk mengecam kekejaman Israel di Gaza. Meskipun, protes anti Israel meluas di berbagai negara.
Dalam pertemuan di Gedung Putih, Washington, Obama justru mengecam kelompok Palestina, yang bertindak untuk membela diri, sehinga menewaskan tentara Israel.
Sementara itu, Senat AS yang disahkan dengan suara bulat telah menyetujui tambahan sebanyak 225 juta dollar AS, untuk mendanai sistem rudal Iron Dome Israel.
Sejak 8 Juli lalu hingga kini, korban tewas dari rakyat Palestina sekitar 1.650 orang. Dimana sebagian besar korban adalah sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.