Ahad 03 Aug 2014 08:09 WIB

Mengapa Negara Islam ISIS Muncul di Timur-Tengah?

Rep: c57/ Red: Joko Sadewo
Gerilyawan Negara Islam Irak dan Laut Tengah Timur/ISIL (ilustrasi)
Foto: Reuters
Gerilyawan Negara Islam Irak dan Laut Tengah Timur/ISIL (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi, menyatakan kemunculan "Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)" sebagai kelompok radikal yang bertransformasi nenjadi negara Islam agak aneh.

"Secara umum, pasca ditinggalkan Amerika Serikat (AS), Irak justru mengalami kekacauan politik. Akibatnya, ISIS pun berhasil memguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah," tutur Yon saat dihubungi Republika Online (ROL), Sabtu (2/8) malam.

Artinya, lanjut Yon, stabilitas keamanan di wilayah Timur Tengah menjadi terancam karena ISIS berkeinginan memgembangkan wilayahnya di luar Irak dan Suriah.

Dihubungi terpisah, mantan Duta Besar RI untuk Qatar, Abdul Wahid Maktub, menyatakan stabilitas keamanan di Timur Tengah semakin terancam akibat berlarut-larutnya konflik Israel-Palestina.

"Peran liga arab (22 negara arab) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) (57 negara) dalam penyelesaian konflik Israel - Palestina selama ini naik-turun, bahkan akhir-akhir ini semakin tumpul," tutur Abdul Wahid, Jumat (1/8).

Persoalan utamanya Liga Arab dan OKI, lanjut Abdul Wahid Maktub, adalah gagalnya membangun soliditas dan solidaritas antar negara-negara anggotanya.

Apalagi setelah campur tangan dan keterlibatan negara-negara besar dan organisasi regional, seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Uni Eropa yang semakin menambah kerumitan solusi konflik Israel-Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement