REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sebagian pasukan di wilayah perkotaan Gaza telah ditarik. Namun, meski hal itu dilakukan Netanyahu mengatakan serangan intensif selama 26 hari di seluruh Jalur Gaza akan terus dilanjutkan.
Dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi Israel, Netanyahu menyatakan Hamas akan membayar harga mahal jika terus menembakan roket. Ia menekankan, meski penarikan pasukan dilakukan, mereka akan selalu siap untuk melakukan penyerangan di Jalur Gaza.
"Hamas akan mendapat balasan yang sangat berat jika terus berani meluncurkan roket ke wilayah kami. Israel tidak akan berhenti meluncurkan serangan di Gaza," ujar Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi, dilansir Maan News, Sabtu (2/8).
Pernyataan Netanyahu muncul setelah adanya laporan-laporan bahwa pasukan Israel, secara sepihak telah menarik pasukan dari pusat-pusat Kota Gaza. Namun, laporan itu juga menyebutkan Israel menyebarkan pasukan secara lebih luas di Jalur Gaza.
Dengan pernyataan Israel ini, Hamas mengatakan mereka siap untuk terus membela Gaza. Hamas juga menekankan Israel harus membayar harga mahal untuk kejahatan yang telah mereka lakukan pada banyak warga Palestina.
Sebanyak 1.660 warga Palestina telah tewas sejak Israel melakukan serangan intensif selama 26 hari. Sejak 7 Juli lalu, hampir seperempat warga Gaza meninggalkan rumah mereka.