Ahad 03 Aug 2014 10:02 WIB

Peduli Gaza, Tanda Ikatan Persaudaran Muslim Tiada Bandingannya

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah massa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi demonstrasi solidaritas untuk Palestina di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (20/7).( Republika/Yasin Habibi)
Sejumlah massa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi demonstrasi solidaritas untuk Palestina di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (20/7).( Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi politik, Hizbut Tahrir (HT) menyayangkan munculnya tanda pagar (hashtag) #prayforpapua di Twitter yang intinya menyatakan tidak perlu mengurusi rumah tetangga Palestina, yaitu Jalur Gaza, melainkan lebih baik mengurusi Papua terlebih dahulu. Pernyataan tersebut dinilai HT provokatif, seperti 'Palestina Kau Bela, Papua Kau Lupa' terus dilontarkan seolah mempertentangkan antara Gaza dan Papua.

Women Section for South East Asia Central Media Office HT Fika Komara mengatakan, sikap seperti ini bukanlah sikap mulia sekaligus menandakan bahwa itu bukan berasal dari umat Islam. Ini karena umat Islam adalah satu tubuh, ketika ada tubuh yang terluka maka bagian lain pun akan merasakan perihnya luka tersebut.

"Suara minor yang provokatif ini sama sekali tidak berdasar karena faktanya umat Islam selalu berada di garis depan bersuara untuk Papua. Bahkan, dakwah Islam berkembang dengan pesat disana membentengi umat dari separatisme dan memberikan penyadaran akan bahaya penjajahan asing di bumi Papua," katanya kepada Republika, Ahad (3/8).

Dia menjelaskan, Nabi Muhammad Saw. mewariskan ikatan persaudaraan Islam di antara umat Islam yang tidak ada bandingannya. Ikatan ini, kata dia, lebih kuat dari ikatan kebangsaan bahkan ikatan darah sekalipun sehingga dakwah Rasulullah dianggap sebagai sihir oleh kaum kafir Quraish.

"Ikatan Islam ini juga yang membuat Muslim Rohingya, Pattani dan Suriah menyatakan simpatinya terhadap Muslim Gaza meski mereka juga menderita. Bahkan, Muslim di Gaza yang tengah dibombardir rudal masih sempat menyatakan simpatinya terhadap tragedi pesawat Malaysia MH 17 yang juga menimpa sebagian umat Islam," katanya.

Artinya, kata dia, penderitaan dan penindasan yang dirasakan umat justru semakin menguatkan kebangkitan Islam. Baik di Suriah, Gaza, Afrika Tengah, Myanmar, Xinjiang ataupun Papua telah mengguncang setiap dada Muslim yang beriman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement