REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Harga komoditas khususnya kakao dan jagung di Sumatera Utara bertahan mahal akibat produksi terbatas sebagai dampak musim kemarau.
Petani di Dairi, Romel Sembiring, di Medan, Ahad, mengatakan, harga kakao misalnya masih mahal atau di kisaran Rp3O.000 -Rp31.000 per kg.
Harga yang mahal itu sudah bertahan sekitar tiga bulan dari sebelumnya hanya Rp20.000 per kg.
"Petani senang karena dengan harga jual sebesar itu untung lumayan besar sehingga bisa melakukan perawatan atau pemupukan dengan bagus," katanya.
Petani semakin senang, karena harga komoditas lain yang dihasilkan petani seperti jagung juga sedang bagus atau Rp3.100 per kg.
Kenaikan harga kakao dan jagung itu dampak kemarau yang membuat produksi berkurang, sementara permintaan masih tetap tinggi.
"Hanya kopi yang harganya masih kurang bagus di kisaran Rp18.000 -Rp20.000 per kg karena sebelumnya bisa Rp25.000 per kg," katanya.
Tetapi harga kopi itu masih tidak merisaukan petani karena tanaman itu tidak terlalu memerlukan perawatan besar.
Eksportir komoditas Sumut, Andryanus Simarmata menyebutkan, pascalebaran, ekspor belum banyak menyusul adanya libur panjang.
"Permintaan juga belum signifikan karena sebelum libur sudah ada pengiriman barang yang lebih banyak untuk antisipasi keterlambatan pengapalan,"katanya.
Adapun harga jual yang bertahan mahal, menurut dia, tidak terlepas dari pengaruh produksi, permintaan dan harga jual di pasar internasional.