Ahad 03 Aug 2014 21:41 WIB

Hasyim Muzadi: Jangan Terprovokasi Negara Islam ISIS

Red: Joko Sadewo
KH Hasyim Muzadi
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hasyim Muzadi menghimbau agar kaum muslimin Indonesia tidak termakan dan terprovokasi terhadap isu Iraq Syria of Islamic State (ISIS), yang belakangan ini masuk di Indonesia.

"Saya menyerukan agar umat Islam, khususnya kaum Nahdliyin dimanapun berada, tidak ikut-ikutan mendukung ISIS, dan sekaligus tidak membuat perpecahan di kalangan kaum muslimin," kata Hasyim, dalam siaran persnya kepada Republika Online (ROL).

 

ISIS adalah fenomena Islam di Timur Tengah yang sama sekali tidak sama dengan kondisi Indonesia. Di samping itu, lanjutnya, Kehati-hatian ini perlu karena selama musim reformasi ini telah terbentuk embrio-embrio kekuatan garis keras (radikal), baik yang bergerak melalui gerakan massa, gerakan yang masuk ke dalam sistem ke-Indonesia-an, maupun yg menggunakan cara teror.

Menurut Hasyim, apabila embrio radikalitas ini diolah dengan bumbu isu ISIS atau perpecahan pasca-pilpres pasti akan meningkatkan kadar radikalitas/kekerasan dalam gerakan trans-nasional yang membahayakan keselamatan kaum muslimin Indonesia, dan sekaligus membayakan keutuhan NKRI.

Kaum Muslimin, kata dia, sebaiknya melakukan strategi yang Islami dan  Indonesiawi daripada mengaku "kelompok paling Islam" namun menghalalkan segala cara, karena merasa untuk kepentingan kelompoknya yang paling Islam. "Padahal yang sedemikian itu tidak pernah diajarkan oleh Rosululloh SAW," ungkap Hasyim.

Menghalalkan segala cara, kata Hasyim, bukanlah ajaran Ahlussunnah Waljamaah. Yang pernah terjadi dalam sejarah Islam adalah kelompok Khawarij, yang berprinsip boleh merusak apa saja yang bertentangan dengan kemauannya.

Sekarang ini, ajaran tersebut menjelma dalam berbagai bentuk gerakan perusakan dengan segala manifentasinya. Dan apabila terjadi bentrok antar kelompok kaum Muslimin, itulah saatnya kekuatan asing akan masuk dan merusak Islam dan Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement