REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menyatakan Pemerintah RI dan Polri harus bekerja keras agar manuver-manuver "Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)" di Indonesia tidak mengganggu situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
"Di masa transisi pemerintahan baru ini, Polri harus segera bekerja keras, untuk melakukan deteksi dan antisipasi dini terhadap manuver-manuver ISIS di Indonesia," tutur Neta, Ahad (3/8) malam.
Jika pemerintahan baru nanti lengah, lanjut Neta, tidak mustahil akan menjadi bulan-bulanan kelompok radikal yang beraliansi dengan ISIS di dunia arab.
Menurut Neta, Polri harus bekerja keras untuk dapat mengetahui sudah sejauh mana kekuatan-kekuatan ISIS bercokol di Indonesia. Termasuk siapa saja tokoh-tokoh garis keras Indonesia yang sudah bergabung atau menjadi kader ISIS.
Isu-isu terorisme, papar Neta, juga tidak terlepas dari persoalan dana dalam operasionalnya. Artinya, isu-isu teroris ini sering dimainkan untuk menyedot dana asing agar masuk kepada pihak-pihak tertentu. "Polisi juga harus menyelidiki dari mana dan kemana dana operasional teroris itu mengalir, termasuk kaitannya dengan ISIS," tegas Neta.