REPUBLIKA.CO.ID, SINJAR -- Kelompok Islam State of Iraq and Syria (ISIS) yang kini juga dikenal sebagai Daulah Islamiyah, dilaporkan telah mengambil alih Kota Sinjar, dekat perbatasan Suriah. Sebelumnya, mereka berhasil merebut Kota Zumar, serta dua tambang minyak dari pasukan Peshmerga, pada Sabtu (2/8).
ISIS merebut sejumlah kawasan besar di Irak bagian utara dari pemerintah, dalam serangan besar pada Juni lalu. PBB menyatakan, sekitar 200.000 warga dipaksa meninggalkan rumah mereka sesudah kaum militan mengambil alih sejumlah kota tersebut.
Utusan khusus PBB untuk Irak, Nickolay Mladenov, mengatakan, tragedi kemanusiaan tengah berlangsung di Sinjar. "PBB sangat mengkhawatirkan keselamatan jasmani warga sipil ini," katanya, seperti dikutip dari BBC, Senin (4/8).
"Situasi kemanusiaan warga sipil di sana, dilaporkan sangat mengerikan, dan mereka sangat memerlukan kebutuhan dasar seperti makanan, air minum, dan obat-obatan," tambahnya. Beberapa warga Sinjar sudah terusir, sejak pasukan ISIS tiba di kota tersebut.
Penghuni Sinjar, kebanyakan terdiri dari warga Yazidi Kurdi, yang dianggap sesat oleh militan ISIS. Kelompok yang telah mendeklarasikan diri sebagai Negara Islam ini, berencana terus memperluas wilayah kekuasaannya.