REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Kalau biasanya kita melihat perlombaan menyambut HUT Proklamasi Indonesia 17 Agustus dimeriahkan lomba main gaple, catur, dan pertandingan olahraga, warga Indonesia di Adelaide, Australia Selatan, boleh menunjukkan kehebatan mereka dengan ikut lomba menangis.
Lomba menangis ini merupakan bagian dari lomba tradisional 17 Agustusan yang diselenggarakan oleh panitia gabungan masyarakat Indonesia yang sedang berada di Adelaide. Mereka terdiri dari warga yang sudah menetap dan juga para pelajar yang berada di tiga universitas terbesar di sana, Universitas Adelaide, Universitas South Australia dan Universitas Flinders.
Lomba tradisional lain yang diselenggarakan adalah lomba bakiak, lomba memasukkan pensil ke botol, dan joget balon, dan yang untuk pertama kalinya diselenggarakan adalah lomba nangis.
Salah seorang panitia Dias Satria, mahasiswa Phd di Universitas Adelaide mengatakan bahwa pemenang lomba menangis ini akan mendapat hadiah 100 dolar Aus (sekitar Rp 1 juta). "Ide ini muncul dari teman-teman dari PPIA Universitas South Australia. Setelah kita diskusi, akhirnya kita sepakati untuk diadakan karena menarik. Kita mau memberikan sarana buat teman-teman Indonesia untuk menangis sejadi-jadinya. Mungkin yang lagi stres kuliah atau jauh dari keluarga," kata Dias Satria lewat email kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya, baru-baru ini.
Menurut Dias, akan ada tiga orang juri yang menilai tangis yang ditampilkan peserta berdasarkan kecepatan, penghayatan dan raut muka yang ditampikan. Kalau untuk lomba nangis mendapat hadiah uang, untuk perlombaan lainnya panitia akan memberikan hadiah dalam bentuk sembako, bahan-bahan makanan kebutuhan sehari-hari.
Sama juga seperti di Indonesia, di berbagai wilayah Australia akan juga diselenggarakan lomba untuk memeriahkan peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus. Di KJRI Sydney, panitia masih menyelenggarakan lomba tradisional seperti lomba karaoke, main gaple/domino, catur dan tenis meja.
Di Melbourne, persatuan pelajar negara bagian Victoria akan menyelenggarakan berbagai acara. Yang paling besar adalah pertunjukkan bernama Panggung Merdeka dimana akan ditampilkan cerita berjudul Soe Hok Gie, tokoh mahasiswa Indonesia di tahun 1960-an, yang meninggal muda.
PPIA Universitas Swinbourne dan Universitas Deakin akan menyelenggarakan acara Pandawa 2014 (Pandangan Merdeka dalam Tawa) yang akan menampilkan Pandji Pragiwaksono dari Indonesia. Semua ini akan dilangsungkan hari Sabtu 16 Agustus, dimana Panggung Merdeka diselenggarakan di siang hari, sementara Pandawa 2014 diselenggarakan malam hari.