Senin 04 Aug 2014 14:34 WIB

Presiden Minta KPK Bekerja Sama dengan Australia

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Esthi Maharani
  Presiden SBY memberikan keterangan pers terkait pemberitaan dari situs WikiLeaks tentang dugaan korupsi percetakan uang Republik Indonesia yang dicetak di Australia, di kediamannya Puri Cikeas, Bogor, Jabar, Kamis (31/7).(Antara/Andika Wahyu)
Presiden SBY memberikan keterangan pers terkait pemberitaan dari situs WikiLeaks tentang dugaan korupsi percetakan uang Republik Indonesia yang dicetak di Australia, di kediamannya Puri Cikeas, Bogor, Jabar, Kamis (31/7).(Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dapat bekerja sama dengan pihak otoritas atau pemerintahan Australia, terkait tudingan korupsi yang dilansir Wikileaks.

"Melalui Menteri Sekretariat Negara agar dapat disampaikan kepada KPK untuk bisa bekerja sama dengan pemerintah Australia," kata Presiden ketika membuka rapat terbatas di kantor presiden, Senin (4/8).

Menurutnya, kerja sama antara KPK dan pihak Australia itu antara lain untuk menyingkap benarkah ada pihak yang tidak benar terkait dengan pencetakan uang rupiah di Australia pada 1999 melalui NPA (Note Printing Australia).

Dengan demikian, kerja sama tersebut juga diharapkan dapat membuat segala sesuatu menjadi terang benderang bila telah diklarifikasi dengan benar. "Agar hukum, keadilan, dan kebenaran dapat kita tegakkan," tegas Presiden. Selain itu, ujar SBY, kejelasan tersebut juga diperlukan agar tidak menimbulkan spekulasi kecurigaan dan fitnah.

Dikatakannya, pencetakan uang di Indonesia sepenuhnya merupakan tanggung jawab Bank Indonesia (BI), sehingga permasalahan itu juga dinilai sebagai sesuatu isu yang sensitif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement