Senin 04 Aug 2014 14:53 WIB

Kenaikan Tarif Listrik Kerek Inflasi

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,93 persen. Salah satu faktorpendorong inflasi adalah kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

Kepala BPS Suryamin mengatakan, TDL memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen. Perubahan harganya sepanjang Juli adalah sebesar dua persen. "Hal ini disebabkan oleh adanya aturan dari pemerintah terkait kenaikan TDL prabayar," kata Suryamin, Senin (4/8).

Hampir seluruh kota mengalami kenaikan TDL. Dari 82 kota IHK, hanya satu kota yang tidak mengalami perubahan harga, yaitu Tarakan. Sebanyak 80 kota IHK yang listriknya dikelola PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalami kenaikan tarif mulai 0,06 persen sampai 5,42 persen. Satu kota yang dikelola pemerintah daerah,yaitu Batam, mengalami kenaikan TDL sebesar 0,9 persen.

Selain TDL, faktor pendorong inflasi lainnya adalah bahan pangan seperti ikan segar, daging sapi dan sayuran. Ikan segar memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,08 persen, daging sapi dan telur ayam ras memberi andil masing-masing sebesar 0,02 persen. Beras, bayam, dan tomat sayur juga memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,02 persen.

BPS mencatat, terjadi kenaikan tarif antarkota dan angkutan udara selama Juli 2014. Tarif angkutan antarkota mengalami kenaikan sebesar 8,28 persen. Kenaikan disebabkan oleh tuslah angkutan kota sebelum dan sesudah hari raya IdulFitri. Kota yang mengalami kenaikan tertinggi adalah Bandung sebesar 41 persen dan Denpasar sebesar 19 persen," kata Suryamin.

Tarif angkutan udara mengalami kenaikan sebesar 7,64 persen. Kenaikan terjadi karena tingginya permintaan.

Selain faktor tersebut, pendidikan juga memberikan andil terhadap inflasi. "Andilnya tidak besar, hanya 0,01 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement