REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) mengatakan, jatuhnya kota kedua Irak menjadi ancaman bagi seluruh wilayah Mosul. Hal ini yang memungkinkan Islamic State Irak and Suriah (ISIS) menjadi kelompok militan yang paling kaya di dunia.
Diawal pergerakannya, kelompok militan ini mengandalkan sumbangan dari orang-orang kaya di Teluk Arab Serikat, terutama Kuwait dan Arab Saudi, yang mendukung perang melawan Presiden Bashar al-Assad. Saat ini, ISIS mendapatkan suplai dana dengan jumlah signifikan dari ladang minyak di Suriah Timur.
Dilaporkan BBC News, ISIS menjual kembali beberapa pasokan minyak ke pemerintah Suriah. Hal ini juga diyakini, ISIS telah menjual barang antik yang dijarah dari situs sejarah.
Kelompok ini telah dilaporkan mengambil ratusan juta dolaruang dari Bank Sentral Irak dari cabang Mosul. Diprediksi, ini akan melanjutkan aksinya jika pemerintah setempat mempertahankan ladang minyak di Irak Utara.