REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berang atas ricuhnya penertiban pedagang kaki lima (PKL) liar oleh Satpol PP di Monumen Nasional (Monas), Sabtu (2/8) lalu. Pasalnya, penertiban PKL tersebut berujung dengan ditangkapnya seorang anggota Satpol PP. Ahok pun menduga ada oknum TNI yang membekingi kawasan Monas tersebut.
"Sebetulnya itu banyak yang nyewa-nyewain saja. Ini ada oknum TNI terlibat sebetulnya saya kira. Makanya saat kita nangkap tapi malah orang kita yang ditangkap pengeroyokan," kata Ahok di Balai Kota, Senin (4/8).
Ahok pun menyebutkan sudah beberapa kali penertiban para PKL di Monas selalu berakhir merugikan petugas Satpol PP. Padahal, menurutnya penertiban itu dilakukan untuk membersihkan landmark kota Jakarta tersebut dari ulah PKL yang kerap membuat rusak kawasan Monas.
Sebelumnya pada penertiban sebelumnya, ada seorang petugas Satpol PP terluka. Namun, kata Ahok, tidak ada tindak lanjut dari kejadian tersebut. Begitu pun yang terjadi pada penertiban Sabtu lalu, dimana seorang anggota Satpol digelandang ke Mapolsek Gambir karena diduga menganiaya pedagang.
"Tiap kali melakukan tindakan di Monas pasti dipanggil polisi dan di-BAP sebagai pengeroyokan, itu kan konyol. Giliran Satpol PP kami yang terluka malah tak pernah ada penahanan pelakunya oleh polisi," ujar Ahok kesal.
Oleh karena itu, Ahok memerintahkan anggota Satpol PP untuk melindungi dirinya dengan persenjataan yang lengkap. Sementara Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso membenarkan kabar mengenai anggotanya yang ditangkap saat penertiban. Namun, permasalahan tersebut telah selesai dengan dilepaskannya petugas tersebut.
Mengenai intruksi Wakil Gubernur soal persenjataan lengkap, Kukuh menyebutkan anggotanya saat ini telah memiliki persenjataan tersebut. Namun, penggunaan senjata akan disesuaikan pada kondisi tertentu saja.
“Senjata itu kan tergantung pemakaiannya, yang pasti kita sudah punya, peluru tajam punya, peluru karet punya, senjata listrik punya, alat kejut punya, baju anti peluru punya,” kata Kukuh.