Senin 04 Aug 2014 18:39 WIB

Rugikan Petani, RNI Protes Kebijakan Impor Gula Rafinasi

Dirut RNI, Ismed Hasan Putro
Foto: wihdan hidayat
Dirut RNI, Ismed Hasan Putro

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero Ismed Hasan Putro menyayangkan rencana Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang memberikan izin impor gula rafinasi.

"Di saat musim giling pabrik gula dan hancurnya harga gula petani akibat serbuan gula rafinasi impor pada pasar tradisional, rasanya kurang bijak bila Mendag kembali mengizinkan impor rafinasi. Untuk itu rencana tersebut harus dibatalkan," kata Ismed di Jakarta, Senin.

Menurut Ismed, dampak kebijakan Mendag saat dipimpin Gita Wirjawan yang membebaskan impor gula rafinasi tanpa kontrol, telah menyebabkan jutaan petani dalam dua tahun terakhir menanggung kerugian yang sangat besar.

Gula rafinasi impor bukan saja merembes, tapi sudah mengusai perniagaan gula nasional dari Aceh sampai Papua.

"Menteri Pertanian Suswono pun sudah membuktikan temuannya di lapangan. Meski kemudian tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan nasib gula tebu petani," tegasnya.

Untuk itu tambah Ismed, harapan satu-satunya penanganan masalah gula rafinasi adalah pada Presiden-Wapres dan Mendag dalam pemerintahan baru.

"Sesungguhnya, Mendag M. Lutfi sebagai anak bangsa bisa berempati dan ikut menyelamatkan nasib petani tebu nasional. Caranya, batalkan rencana impor rafinasi," ujarnya.

Jika ada kekhawatiran akan kurangnya pasok gula rafinasi untuk kebutuhan industri makanan dan minuman, sebaiknya dimulai dengan menyerap habis terlebih dulu gula rafinasi impor yang kini beredar leluasa di pasar.

Sebelumnya, Mendag Muhammad Lutfi memastikan segera mengeluarkan izin impor gula rafinasi karena stok gula yang sudah diimpor pada paruh pertama 2014 akan segera habis.

Sepanjang tahun 2014, kuota gula rafinasi yang berhak diimpor oleh pengusaha sebesar 2,8 juta ton, sementara semester I importasi telah direalisasikan 2,1 juta ton.

Sisanya, sekitar 635.000 ton, semestinya memang diimpor pada semester kedua agar bisa memenuhi komitmen pada industri.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement