Senin 04 Aug 2014 19:16 WIB

Rohani Kecam Sikap Diam PBB Sikapi Tragedi Gaza

Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: AP
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Iran Hassan Rohani pada Senin mengecam sikap diam Dewan Keamanan PBB mengenai Jalur Gaza dan menyebut konflik di wilayah tersebut sebagai pembersihan etnik Palestina oleh Israel.

Komentar tersebut disampaikan dalam pertemuan komite Gerakan Non-Blok untuk Palestina yang dihadiri oleh sejumlah menteri luar negeri dari negara-negara anggota Dewan Keamanan seperti Qatar, Kuwait, Oman, Venezuela, Bangladesh, Sudan, dan Uganda.

"Agresi tidak beradab oleh rezim tentara pembunuh anak itu (Israel) terus dilakukan dengan kebijakan yang sengaja ditujukan untuk melakukan pembersihan etnik dan penghancuran infrastruktur, rumah, rumah sakit, sekolah, dan masjid," kata Rouhani di Tehran.

"Sikap diam badan-badan internasional, terutama Dewan Keamanan, untuk mencegah terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan oleh rezim Zionis itu harus dikecam," kata dia.

Iran sendiri adalah negara yang tidak mengakui keberadaan Israel dan secara terbuka mendukung kelompok-kelompok di Palestina yang bertujuan untuk melawan Israel.

Menjelang gencatan senjata sepihak, Israel pada Senin dini hari kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza dan menewaskan 16 orang. Sampai saat ini, jumlah total korban sejak July adalah 1.829 nyawa.

Hanya beberapa menit menjelang gencatan senjata, seorang anak kembali terbunuh sementara 30 orang lain terluka akibat serangan di kamp pengungsian Kota Gaza, demikian badan keterangan badan medis.

Konflik yang telah berlangsung selama empat pekan itu juga menewaskan 64 tentara Israel dan tiga warga sipil (yang terkena ledakan roket).

Sebelum munculnya pernyataan keras Rouhani, pemimpin spiritual Iran Ayatullah Ali Khomeini pada pekan lalu juga menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai genosida.

Rohani sendiri pada Senin mengkritik "keterlibatan Amerika Serikat dan sejumlah anggota Dewan Keamanan lain" dengan Israel. Dia juga mendesak mobilisisasi internasional, termasuk dari negara-negara Gerakan Non-Blok, untuk "menghentikan kejahatan perang" Israel.

Israel sendiri beralasan bahwa penggunaan kekuatan militer diperlukan untuk menghentikan tindakan Hamas yang selama ini menembakkan rudal ke arah pemukiman Yahudi.

Pada bulan lalu ketua parlemen Iran, Ali Larijani, sempat mengatakan bahwa negaranya telah menyuplai Hamas dengan teknologi rudal yang digunakan untuk menembaki Israel.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement