REPUBLIKA.CO.ID, Bani Israil pada dasarnya memiliki karakter yang rapuh, pendendam, pendengki, dan penakut. Sikap tersebut mendorong mereka kerap melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.
Sebagai akibatnya, mereka mendapat kutukan dari-Nya. “Bahkan, hingga hari kiamat,” kata Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta Prof M Ahsin Sakho. Berikut perbincangan pakar ilmu qiraat sab'ah itu kepada wartawan Republika, Nashih Nashrullah, perihal Bani Israil:
Bani Israil konon terjajah?
Kita bisa tarik sejarah, ketika Bani Israil berada di bawah kepemimpinan Nabi Musa AS. Keturunan Bani Israil tidak menerima perlakuan baik dari Mesir. Nabi Musa yang dididik Firaun diperlakukan secara tidak baik oleh penguasa Mesir tersebut.
Firaun merasa terancam dengan adanya Bani Israil sehingga yang dilakukan Firaun adalah membunuh anak laki-laki Bani Israil. Konon, dalam sebuah cerita, Firaun bermimpi kebakaran yang menghancurkan membakar istana Raja Firaun. Mimpi tersebut menyatakan akan ada bayi dari Bani Israil yang bakal menghancurkan kekuasan Firaun, dia punya kebijakan membunuhi Bani Israil.
Tapi, kemudian, banyaknya bayi laki-laki yang dibunuhi, tidak ada lagi kelompok pemuda Israil yang bisa bekerja oleh orang Mesir karena tidak ada. Akhirnya, mereka mengeluh ke Firaun, kalau begini, kita juga yang bekerja karena pemuda mereka banyak mati terbunuh.
Akhirnya, Firaun memberikan kebijakan jeda, satu tahun dibunuh, satu tahun tidak. Pada satu saat, Nabi Musa tidak sabar lagi melihat perilaku semena-mena, akhirnya tergerak membela. Ini puncak ketidaksabaran Nabi Musa, bangsanya diperlakukan semena-semena.