Senin 04 Aug 2014 22:35 WIB

Hasyim Muzadi: Umat Islam Indonesia Jangan Termakan Provokasi Negara Islam ISIS

Rep: Indah Wulandari/ Red: Maman Sudiaman
KH Hasyim Muzadi
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi menyerukan kepada warga nahdliyin dan umat Islam Indonesia agar tidak ikut-ikutan mendukung gerakan Negara Islam di Irak dan Syuriah (ISIS) dan sekaligus tidak membuat perpecahan di kalangan kaum muslimin.

"Sebagai sesama Muslim saya menhimbau agar kaum Muslimin Indonesia tidak termakan dan terprovokasi terhadap isu ISIS di Indonesia," kata Kiai Hasyim, Senin (4/8/).

Menurutnya, ISIS adalah fenomena Islam di Timur Tengah yang kondisinya tidak sama dengan Indonesia. "Kehati-hatian ini perlu karena selama musim reformasi ini telah terbentuk embrio-embrio kekuatan garis keras  radikal baik yang bergerak melalui gerakan massa, melalui gerakan yang masuk ke sistem ke-Indonesiaan maupun yang menggunakan cara teror," terang Rais Syuriah PBNU itu.

Menurutnya, apabila embrio radikalitas ini diolah dengan bumbu isu ISIS atau perpecahan pasca pilpres, pasti meningkatkan kadar radikalitas dan kekerasan dalam gerakan transnasional yang membahayakan keselamatan kaum muslimin Indonesia dan sekalgus membayakan keutuhan NKRI .

"Lebih baik kita sebagai kaum muslimin berbuat melakukan strategi yang Islami dan yang Indonesiawi dari pada kita mengaku kelompok paling Islam, namun menghalalkan segala cara. Padahal yang demikian itu tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah," jelasnya.

Menghalalkan segala cara, kata Hasyim, bukanlah ajaran ahlus sunnah wal jamaah.  Yang pernah ada dalam sejarah adalah kelompok khawarij yang boleh merusak apa saja yang bertentangan dengan kemauannya. Sekarang ini, ajaran tersebut menjelma dalam berbagai bentuk gerakan pengrusakan dengan segala manifetasinya.

Pengasuh Ponpes Al-Hikam Malang dan Depok ini menilai, apabila antarkelompok kaum Muslimin sampai bentrok, itulah saatnya kekuatan asing akan masuk dan merusak Islam dan Indonesia. "Waspadalah," tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement