REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Indonesia bersama dengan Jepang, Korea Selatan, dan China dianggap semakin penting bagi pemerintah negara bagian Victoria di Australia. Karena itu, mereka menyediakan beasiswa bagi warganya untuk belajar ke empat negara tersebut.
Program beasiswa ini diberi nama Beasiswa Hamer, yang mengambil nama dari Sir Ruper James Hamer, Menteri Utama negara bagian Victoria dari tahun 1972-1981. Semasa hidupnya, Sir Rupert Hamer banyak menjalin hubungan internasional, antara lain dengan pembentukan kota kembar dengan propinsi Jiangsu di CHina di tahun 1979. Ini adalah perjanjian kota kembar pertama antara China dan Australia.
Sekarang dalam era global, pemerintah negara bagian Victoria melihat semakin perlunya warga di negara bagian ini untuk lebih menguasai bahasa asing guna meningkatkan kemampuan bersaing baik dalam dunia usaha maupun di bidang lainnya.
Dalam setahun, beasiswa ini akan diberikan kepada 160 orang masing-masing 50 orang ke China dan Indonesia, 30 orang ke Jepang dan Korea Selatan.
Mereka mendapat beasiswa harus belajar paling kurang selama satu semester, dan besarnya beasiswa untuk belajar ke Indonesia adalah 10 ribu dolar per tahun (sekitar Rp 100 juta).
Persyaratan untuk mendapatkan beasiswa adalah mereka yang berusia 21 tahun ke atas, dan merupakan WN Australia ataupun warga tetap yang berdomisili di negara bagian Victoria termasuk Melbourne.
Mereka yang sekarang sedang bekerja atau belajar di China, Indonesia, Jepang dan Korea Selatan juga akan dipertimbangkan, namun mereka yang sekarang berada di Victoria akan menjadi pilihan utama.
Pendaftaran untuk putaran kedua akan dibuka 11 Agustus 2014 dan berakhir 21 September 2014. Keterangan lebih lanjut bisa dilihat di tautan berikut:
Di Indonesia, para penerima beasiswa ini akan belajar di tiga universitas yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Pendidikan di Bandung.
Penerima beasiswa dari pemerintah Victoria akan belajar bahasa Indonesia di kota seperti Jakarta. (Flickr)