REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Pemerintah Provinsi Jawa Barat melarang pergerakan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIS) berkembang di provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ini. Walaupun, hingga saat ini Pemprov Jabar belum menerima laporan adanya pengikut ISIS di Jabar.
“Mungkin ke Polda, intelijen sudah ada laporan. Kalau ke saya belum ada laporan,” ujar Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, kepada wartawan usai acara Halal Bi Halal di Lingkungan Pemprov Jabar, Selasa (5/8).
Menurut Heryawan yang akrab disapa Aher, apa yang dilakukan ISIS di Irak dengan melakukan penyerangan dan perusakan tidak dibenarkan oleh agama. Karena itu, jika ada warga yang menganut paham ISIS, tidak bisa dibenarkan.
Aher mengatakan, dia juga yakin perekrutan ISIS di Jabar tidak akan ada. Kalaupun ada upaya untuk merekrut anggota di sini, Ia berharap upaya tersebut akan gagal sehingga ISIS tidak bisa berkembang. Aher berharap, masyarakat melaporkan hal yang mencurigakan dan kalau ada orang mengajarkan kesesatan.
Dikatakan Aher, Ia pun belum mengetahui secara pasti apakah ISIS terkait terorisme. Namun, jika ISIS berperilaku onar di Jabar, pihaknya akan melakukan pelarangan. “Siapa pun atas alasan apa pun melakukan kekerasan saya melarang,” katanya.