REPUBLIKA.CO.ID, SIMFEROPOL -- Badan Agama Islam Crimea mengumumkan kepada Muslim yang tinggal di wilayah sengketa itu untuk menghancurkan buku dan semua publikasi yang dilarang Rusia.
Sekitar 300 ribu Muslim di Crimea yang mayoritasnya adalah suku Tatar harus mematuhi aturan yang diinstruksikan Rusia setelah tanah mereka dipisahkan dari Ukraina sesuai referendum yang disepakati Maret lalu.
Dilansir laman Worldbulletin.net, Selasa (5/8), Daftar Materi Ekstremis Federal Rusia yang disebarkan menimbulkan dampak di sana. Buku-buku Islam yang sebelumnya legal di bawah hukum Ukraina, kini dianggap ilegal.
''Kami mengabarkan kepada organisasi Muslim tentang daftar buku ektremis yang tersebar di Crimea. Karena itu, distribusi, produksi dan penyimpanan buku-buku yang disebut dalam daftar dianggap ilegal. Silakan perhatikan daftarnya dan pastikan material yang ada dalam daftar segera disingkirkan jika masih dimiliki,'' demikian pernyataan Badan Agama Islam Crimea di situs resminya.
Daftar Materi Ekstrimis Federal Rusia dikeluarkan Kementerian Hukum Rusia pada 14 Juli 2007 lalu. Hingga 25 Desember 2011, ada 1.058 buku dan materi yang dilarang.
Beberapa buku Islam, termasuk sebuah buku yang populer di abad 20 karya ulama Turki Said Nursi, Fortress of the Muslim karya Saeed Bin Ali Bin Wahf Al-Qahtani dan beberapa buku sirah Rasulullah SAW, dilarang dimiliki dan beredar.
Buku Adolf Hitler berjudul Mein Kampf dan Jehovah's Witness juga masuk dalam daftar buku terlarang itu.