Rabu 06 Aug 2014 17:27 WIB

Australia Sewa Perusahaan Belanda Cari MH370

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sebuah perusahaan Belanda Fugro Survey telah memenangkan kontrak untuk mencari pesawat Malaysia Airline MH370 yang jatuh dan menewaskan ratusan penumpangnya beberapa waktu lalu. Teknik pencarian dilakukan dengan pemetaan dasar laut menggunakan teknologi sonar.

Pemerintah Federal Australia mengatakan bahwa tahap berikutnya guna mencari bangkai pesawat Malaysia MH370 yang diperkirakan hilang di Samudra Hindia akan memerlukan waktu sampai 12 bulan.

Pesawat MH370 yang membawa 293 penumpang, hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing 8 Maret lalu. Dua kapal yang dilengkapi dengan wahana bawah laut akan digunakan untuk menelusuri wilayah sekitar 60 ribu km persegi di bagian selatan Samudra Hindia.

Kapal Fugro Discovery sekarang sedang dalam perjalanan dari Inggris menuju ke Perth sementara  Fugro Equator, yang saat ini sedang melakukan pemetaan dasar laur bersama kapal China, Zhu Kezhen, akan ikut ambil bagian di bulan September.

Menteri Perhubungan Australia Warren Truss mengatakan bahwa dia cukup optimistis bahwa bangkai pesawat itu akan ditemukan. "Masih belum jelas berapa lama pencarian akan dilangsungkan. Kami tentu berharap bahwa bangkai pesawat itu ditemukan di hari pertama pencarian, namun ini bisa saja berlangsung sampai 12 bulan untuk menelusuri seluruh kawasan, dan tentu saja cuaca akan juga berpengaruh," kata Truss, baru-baru ini.

"Saya masih optimistis bahwa kita akan menemukan bangkai pesawat itu di tempat yang kita perkirakan sebelumnya," tambahnya.

Menurut Truss, perusahaan Fugro menawarkan teknologi yang memungkinkan untuk bisa menemukan pesawat nahas tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement