REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pembicaraan terkait gencatan senjata telah dimulai di Kairo, Mesir. Para pejabat Kairo mengatakan, mereka telah menanggapi persyaratan Israel terkait gencatan senjata permanen, namun Hamas menolak syarat Israel tersebut.
Hamas menolak syarat Israel karena Israel meminta semua persenjataan pejuang Palestina harus dilucuti untuk mendapatkan gencatan senjata permanen.
Ezzat al-Rishq, seorang pejabat Hamas di Kairo mengatakan, pejuang Palestina tidak akan mempertimbangkan apalagi meletakkan senjatanya. Termasuk gudang roket dan rudal anti tank.
"Siapa pun yang mencoba mengambil senjata kami, maka kami akan mengambil nyawanya." kata Ezzat dalam status di akun twitter pribadinya.
Sementara Hamas menuntut Israel mengakhiri blokade yang sudah terjadi selama delapan tahun. Hamas juga meminta Israel membebaskan seluru tahanan Palestina yang di tahan Zionis Israel tanpa tersisa.
Gencatan senjata dan pertemuan para delegasi Palestina di Kairo saat ini merupakan upaya para faksi Palestina untuk membawa gencatan senjata permanen.
Gencatan senjata sementara yang diberlakukan selama 72 jam dimanfaatkan oleh para warga untuk kembali ke rumah masing-masing untuk melihat kondisi rumah mereka. Toko-toko pun kembali beroperasi setelah berminggu-minggu tidak beroperasi.
Sejauh ini, jumlah warga Palestina yang meninggal dunia akibat serangan Zionis mencapai 1.900 jiwa. Sedangkan, 9.500 lebih lainnya terluka termasuk anak-anak, wanita dan kaum manula.