REPUBLIKA.CO.ID, Alasan keluarga memasung Yunus, supaya pemuda yang pernah menikah selama dua bulan ini, tidak kabur. Serta, tak menganggu para tetangga. Karena itu, selama dalam pasungan, Yunus hanya bisa duduk dan tiduran.
Ukria mengaku, dirinya sangat sedih melihat putra tirinya itu. Dia sangat ingin melihat Yunus sembuh seperti dulu. Akan tetapi, karena keterbatasan biaya, Ukria tak mampu membawa Yunus berobat ke Rumah Sakit Jiwa atau pengobatan alternatif.
Ukria pernah membawa Yunus ke mantri kesehatan setempat, namun anaknya itu tak diobati. Justru, mantri itu akan melaporkan kondisi Yunus ke puskesmas dan Dinas Kesehatan. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada bantuan apapun dari pemerintah setempat.
Sehingga, karena keterbatasan ekonomi dan pengetahuan, keluarga membiarkan Yunus hidup seperti itu. Meskipun, kini Yunus tak dipasung lagi. Tetapi, pemuda bertubuh jangkung ini tetap dikerangkeng di dalam rumah orang tuanya. "Sudah tiga pekan, kami membuka pasungan Yunus. Kasihan," ujar Hasanah, ibu kandung Yunus.
Kabar soal Yunus yang telah delapan tahun terpasung ini, kemudian terdengar oleh Dedi Mulyadi. Bupati Purwakarta ini, langsung prihatin mendengar ada pemuda yang dipasung. Senin (4/8) malam hari, Dedi mengunjungi Yunus.
Dedi mengatakan, sampai hari ini negara belum bisa memberikan jaminan kepada warga yang nasibnya seperti Yunus. Terbukti, masih banyak Yunus-Yunus yang lain, yang berkeliaran di pinggiran jalan.
"Seharusnya, warga yang mengalami gangguan kejiwaan itu tetap dilindungi oleh negara. Karena, mereka juga merupakan warga negara Indonesia," ujarnya.