REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA – Permohonan legalisasi bunuh diri yang dilakukan oleh Ignatius Ryan Tumiwa seorang lulusan S2 Universitas Indonesia turut ditanggapi oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ahok, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa yang dibutuhkan Ryan saat ini adalah siraman rohani dari seorang kiai atau pendeta.
Ahok sempat terkejut ketika mendengar ada warga DKI yang depresi dan tidak mampu berobat ke psikiater. Menurutnya, kasus seperti yang terjadi pada Ryan tersebut seharusnya tidak terjadi pada warga DKI. Sebab, saat ini DKI memiliki program agar semua penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan termasuk dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS) bagi warga kurang mampu.
"Aku kira dia butuh pendeta atau kiai untuk pencerahan, semua orang bisa frustasi. Kamu lagi patah hati juga bisa pengen mati kan," ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/8).
Seperti diketahui, Ryan (48) mengajukan permohonan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk melegalkan permohoan bunuh dirinya. Dalam permohonan legalisasi tersebut, nama Ahok juga turut disebut oleh Ryan. Dalam risalah sidang tersebut, disebutkan Ryan mengaku pernah menghubungi Ahok melalui SMS untuk meminta bantuan.
Mengetahui namanya masuk dalam risalah sidang tersebut, Ahok mengaku tidak mengingat semua SMS yang ditujukan kepadanya. “Kok ada namaku? Iya bener nomor saya itu. tapi ada banyak SMS kan, biasanya kalau SMS gitu kita minta Nael atau Ririn, dua staf saya, untuk turun ngecek,” kata Ahok.
Mantan anggota Komisi II DPR itu mengatakan, jika ada aduan dari warga Jakarta yang meminta bantuan segera stafnya akan mengecek kebenarannya. "Cek yang bersangkutan betul nggak. Kalau nggak bener, cuma ngomong, biasanya kita tinggal. Tapi yang jelas kita datangin kok, kita tinjau di lapangan," ujar Ahok.