Oleh: Amri Amrullah
Istana Kornik adalah bangunan megah yang tampil dengan gaya arsitektur Islam. Istana ini dibangun pada abad ke-14 (1362) di Desa Kornik, wilayah Poznan, Polandia.
Dari sisi arsitektur, istana ini memiliki keunikan dibandingkan istana-istana kuno lainnya di Eropa Tengah. Jika kebanyakan istana di Eropa Tengah tampil dengan gaya gotik, Istana Kornik memiliki ciri arsitektur Islam yang kuat di hampir semuat sudut interior maupun eksteriornya. Namun, sebelum sampai pada bentuknya yang sekarang, istana ini benar-benar bergaya khas Eropa.
Istana yang kini difungsikan sebagai museum itu memiliki sejarah sangat panjang. Kornik yang dipilih sebagai nama untuk bangunan ini berasal dari kata “Gorkow” atau “Gorka” yaitu nama keluarga pemilik pertama istana ini. Mikolai Gorka, demikian nama keluarga tersebut. Pada masa jayanya, Gorka dikenal sebagai Kanselir Dewan Rakyat Poznan.
Pada 1592, istana ini diwariskan kepada seorang aristokrat dari keluarga Dzialynski. Istana ini kemudian direnovasi oleh beberapa generasi setelahnya. Pada 1840, seorang aristokrat bernama Titus Dzialynski merombaknya dengan memberi sentuhan keislaman.
Seorang pemerhati arsitektur Islam di Eropa, Malgorzata De Latour-Abdalla, mengatakan, istana ini sangat terkenal di Polandia karena menggabungkan tiga konsep seni arsitektur Islam yang terkenal. Yakni, konsep Moor atau Islam Mediterania, konsep Masjid Sultan Hassan, Kairo, Mesir, dan konsep arsitektur Taj Mahal di Agra, India.
Konsep arsitektur Moor tampak pada ruang depan istana, sementara gaya arsitektur Masjid Sultan Hassan tergambar pada pintu gerbang menuju ruang dewan istana. Konsep arsitektur Taj Mahal ditampilkan pada bagian dinding istana.
Menurut Abdalla, nyaris tak ada seorang pun yang menyangka bahwa kaligrafi Arab bertuliskan “La Ilaha Illa Allah” tertulis jelas di istana ini, sama seperti di ruang sidang Istana Alhambra di Granada, Spanyol. ''Inisiatif Titus Dzialynski ini menjadi bukti penting mengenai pengaruh Islam di Polandia,'' katanya.