Kamis 07 Aug 2014 12:01 WIB

Lebaran, PLN Hemat Rp 123 Miliar

Rep: aldian wahyu ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
Salah satu Gardu Induk PLN.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Salah satu Gardu Induk PLN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beban puncak listrik sistem kelistrikan Jawa Bali pada perayaan Idul Fitri tercatat 14.227 mega watt (MW). Beban tersebut turun 40 persen dibandingkan beban tertinggi 23.420 MW pada 9 Juni 2014. Penurunan beban listrik, PLN bisa menghemat biaya produksi tenaga listrik sebesar Rp 123 miliar.

Manajer Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, beban puncak Jawa Bali pada lebaran 2014 ini juga turun sekitar 254 MW dari prediksi awal PLN. Beberapa hari sebelumnya PLN memperkirakan kebutuhan listrik di Jawa Bali saat hari lebaran adalah 14.470 MW. Turunnya beban listrik saat lebaran sangat signifikan karena dipengaruhi turunnya beban listrik dari pelanggan industri dan bisnis yang sangat besar. ''Hal ini dikarenakan sejumlah industri besar dan perusahaan ikut meliburkan para pekerjanya dan menghentikan sementara waktu kegiatan usahanya,'' kata dia, seperti dikutip dari rilis, Kamis (7/8).

Menurut Bambang, turunnya pemakaian listrik ini berdampak pada operasional pembangkit-pembangkit listrik. Di Jawa, sebanyak 14 unit Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 6.706 MW mendapatkan kesempatan berhenti sementara (reserved shutdown). Masa istirahat ini dilaksanakan dari tanggal 24 Juli 2014 hingga 5 Agustus 2014, dengan jangka waktu istirahat bergiliran dan berbeda-beda untuk tiap-tiap pembangkit.

Dia melanjutkan, komposisi penggunaan energi primer untuk pembangkit yang digunakan pada saat lebaran Idul Fitri 2014 turut mempengaruhi keberhasilan penghematan ini. Komposisi energi masih didominasi oleh pembangkit dengan bahan bakar batubara (50,3 persen), gas (32,4 persen), panas bumi (8,5 persen), air (6,7 persen), CNG (0,3 persen), dan khusus di Bali, tercatat penggunaan BBM HSD (1,3 persen) dan MFO (0,6 persen). 

Bambang melanjutkan, penurunan beban listrik juga terjadi di daerah-daerah lain di luar Jawa Bali meski prosentase penurunan tidak sedrastis di Jawa Bali. Hal ini karena penggunaan listrik untuk industri dan bisnis di Jawa Bali sudah sangat besar. 

Secara umum, kondisi pasokan listrik pada sistem Jawa Bali berjalan aman. Selain keamanan dari sisi suplai (pembangkit), juga dikarenakan kesiapsiagaan petugas PLN melalui piket khusus lebaran di seluruh pembangkit, gardu induk dan petugas piket di sisi distribusi di unit-unit pelayanan PLN yang siaga selama 24 jam.

Mulai hari Selasa (5/8) lalu beban listrik kembali naik ke posisi semula (normal), seiring kembali berlangsungnya kegiatan industri dan bisnis usai libur lebaran. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement