REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekilas ajaran agama Baha'i mirip seperti Islam, namun banyak hal yang justru bertentangan sehingga banyak orang menganggapnya sebagai ajaran sesat. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengatakan, Baha'i merupakan agama produk manusia.
Meski begitu, dalam situs resmi Baha'i Indonesia yang ada sejak 2011, mereka menyatakan, Agama Baha'í adalah agama yang independen dan bersifat universal, bukan sekte dari agama lain. "Agama Tuhan adalah untuk cinta dan kesatuan, janganlah menjadikannya sebagai sebab permusuhan dan perselisihan," ujar Bahaullah dalam ajarannya.
Pengikut Baha'i meyakini, Bahaullah sebagai perwujudan Tuhan secara keseluruhan. Secara lengkap, mereka percaya alam semesta, semua mahluk, serta seisinya, diciptakan oleh satu wujud supernatural tunggal. "Berbagai sebutan Tuhan, seperti Allah, Yahweh, Brahma, dan lainnya, semua merujuk pada satu wujud Ilahi, yang sifatnya tak bisa diketahui atau dipahami manusia," ungkap Baha'i dalam tulisan 'Baha'i Percaya'.
Sebelumnya Presiden Palestina, Mahmud Abbas sempat diberitakan menjadi pengikut aliran Baha'i. Berita itu dimuat oleh media Israel, Jerussalem Post dan di Jewishpress dalam artikel yang ditulis Dr. Mordechai Kedar, "Abbas, ya Bahai, Get Lost!!."
Rumor tentang Abbas sebagai pengikut Bahai telah beredar lama di kalangan warga Palestina. Isu ini digunakan kembali oleh pesaingnya pada saat proses pemilihan umum Palestina pada 2003.