REPUBLIKA.CO.ID, Dalam bidang tasawuf, Mbah Dim menganut tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah dari Syekh Abdul Halim Kalahan. Tetapi praktik suluk dan tarekat, Mbah Dim hanya mengajarkan Tarekat Syadziliyah dari Syekh Dalhar.
Itu sebabnya, dalam perilaku sehari-hari ia tampak tawadhu’, zuhud, dan ikhlas. Banyak dari beberapa pihak maupun wartawan yang mencoba untuk mempublikasikan kegiatannya di pesantren, selalu ditolak dengan halus oleh Mbah Dim. Ia tak segan-segan menolak sumbangan dari pejabat.
Pernah suatu ketika, Mbak Tutut, putri mantan presiden Soeharto yang akan memberi sumbangan Rp 1 miliar, tetapi akhirnya sumbangan itu dikembalikan.
Ada hal unik lain dari Mbah Dim, ia tidak akan memulai shalat dan mengaji, kecuali putra-putrinya yang hafiz Alquran itu sudah duduk rapi, berjajar di barisan shaf shalat. Jika belum datang, kentongan sebagai isyarat waktu shalat pun dipukul lagi bertalu-talu. Ini dilakukan sampai semua hadir dan shalat jamaah pun dimulai.