Kamis 07 Aug 2014 16:58 WIB

HSBC Tutup Bantuan ke Palestina, Menteri di Malaysia Gunting Kartu Kreditnya

Rep: Dessy Suciati Putri/ Red: Citra Listya Rini
HSBC (ilustrasi)
HSBC (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Pertanian Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob telah menutup kartu kredit HongKong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) miliknya dalam aksi protesnya. Pasalnya, HSBC telah menutup akun dana bantuan yang dikumpulkan untuk warga Palestina. 

“Karena HSBC menutup akun milik kelompok Islam yang mendukung Palestina, saya memutuskan kartu kredit HSBC,” kata Ismail Sabri dalam akun resmi Facebooknya, Kamis (7/8), seperti dilansir dari Rakyat Post. 

Penutupan kartu kredit miliknya itu Ismail Sabri tunjukkan dalam akun Facebooknya. Dalam akunnya itu, ia juga mengunggah fotonya yang sedang memotong kartu kredit HSBC menggunakan sebuah gunting.

Selain itu, Ismail Sabri juga menggunggah sebuah surat dengan kepala surat resmi kementerian yang berisi permintaan pembatalan kartu yang ditujukan kepada CEO HSBC, Mukhtar Malik Hussein. 

Surat pembatalan tersebut tertanggal 7 Agustus dan akan mulai tak berlaku esok hari. Kartu kreditnya tersebut seharusnya baru akan berakhir masa berlakunya pada Maret 2016. 

Langkahnya ini mendapatkan pujian dari banyak pendukungnya di situs sosial media. Mereka menunjukan dukungannya terhadap warga Palestina di Gaza. Tak hanya melalui akun Facebooknya, bentuk protesnya ini juga ia sebarkan melalui akun instagramnya. 

“Ini merupakan protes terhadap bank yang menutup akun kelompok yang mendukung warga Palestina. Saya selalu mendukung perjuangan warga Palestina yang ditindas oleh Israel,” kata Ismail Sabri menjelaskan foto yang ia unggah.

Pekan lalu, mayoritas berita internasional melaporkan bahwa HSBC menutup akun bank milik kelompok yang berhubungan dengan kelompok Muslim di Amerika Serikat. HSBC pun menjelaskan penutupan akun bank tidak berdasarkan ras atau agama. Namun, menurut perusahaan tersebut, jasa layanan pembukaan akun diluar tanggung jawab bank. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement