REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Hingga saat ini Organda Bali belum berencana melakukan peninjauan tarif angkutan di Bali. Namun demikian kata Ketua DPD Organda Bali, Ketut Eddy Dharma Putra, penghapusan BBM itu bisa memicu kenaikan tarif angkutan.
"Mau tidak mau, kalau harga solar naik, walau pun di malam hari, tarif angkutannya juga akan naik," kata Eddy.
Kepada Republika, Kamis (7/8), Eddy mengatakan, walaupun dikatakan kenaikan tarif akan terjadi malam hari, sopir-sopir truk ekspedisi atau bus-bus malam tidak mungkin dia berhenti menunggu pagi hari saat BBM-nya menyusut.
Untuk itu, Eddy mengatakan, pemilik usaha angkutan pasti akan menghitung berapa tarif yang pantas untuk diberlakukan.
Pemilik usaha bus malam Puspasari dan Restu Mulya itu berharap, pemerintah melakukan pengkajian dan meninjau ulang rencana kenaikan itu. "Jangan ada kebingungan di masyarakat, apakah BBM naik atau tidak. Jadi harus tegas," katanya.