REPUBLIKA.CO.ID, Washington-- Militer Amerika Serikat dilaporkan menyerang militan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Irak. Kabar itu terdengar, di tengah laporan bahwa Presiden AS Barack Obama tengah mempertimbangkan serangan terhadap ISIS, jika ISIS terus bergerak maju ke kota Irbil.
Dilaporkan, pada Jum'at pagi (8/8) bahwa penduduk kota Kalak, 25km sebelah barat laut dari Irbil, mengatakan pesawat jet menyerang posisi ISIS di luar Kalak. Warga mengatakan, melihat pesawat dan mendengar suara ledakan.
Ia menambahkan, karena kondisi kemudian gelap sehingga ia tidak bisa melihat tanda-tanda pesawat. Menurut televisi Kurdi, para pengebom tersebut adalah Amerika. Penduduk Kalak mengatakan, bahwa kerabatnya di dekat Sinjar telah diberi tahu untuk menjauh dari kota, dan banyak penduduk Sinjar telah bergerak meninggalkan kota.
Namun, jurubicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby mengatakan bahwa laporan AS telah melakukan serangan udara di Irak adalah palsu. "Tidak ada tindakan tersebut yang dilakukan," tutur Kirby dalam pesan yang diposting di twitter, seperti dilansir dari PressTV (Jum'at, 8/8).
Sementara itu, The New York Times melaporkan pada Kamis (7/8), Obama tengah mempertimbangkan serangan udara di Irak utara. Di mana, ribuan orang terdampar di wilayah yang tandus tanpa makanan atau air setelah adanya ancaman dari ISIS di wilayah tersebut.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Josh Earnest menolak adanya rencana Washington untuk mengebom gerilyawan di Irak. Ia mengatakan, AS tidak memiliki penyelesaian dengan jalan militer terhadap ancaman ISIS di Irak. Ia menambahkan, masalah tersebut hanya dapat diselesaikan dengan solusi politik Irak.