REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya jenis pakaian yang harus dipakai setiap pelajar dalam sepekan, menjadikan pengeluaran orang tua meningkat. Untuk membeli semua jenis seragam sekolah tersebut, lebih dari 500 ribu rupiah dikeluarkan dari kantong mereka.
Seperti yang dialami Nina (32) warga jalan Swasembada Barat, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sekitar 740 ribu rupiah ia keluarkan untuk membeli semua jenis seragam sekolah anaknya yang menempuh pendidikan di SD 08 Kebon Bawang.
Jumlah uang yang disebutkan di atas diambil dari perincian sebagai berikut. Seragam nasional seharga 120 ribu rupiah ditambah celana dan baju yang berwarna serba putih juga dengan harga yang sama.
Pengeluaran tersebut masih bertambah lagi untuk membeli pakaian pramuka seharga 135 ribu rupiah serta pakaian batik nasional yang dihargai 65 ribu rupiah. Masih ada kostum olahraga yang dibeli dengan harga 150 ribu rupiah dan yang terakhir adalah kebaya betawi juga dengan harga serupa.
Banyaknya pengeluaran tersebut terasa sangat kontras jika dibandingkan dengan pekerjaan Nina dan sang suami Ridwan. Sehari-hari ibu tiga anak ini mendapatkan penghasilan dari menjual koran dan bensin eceran.
Barang-barang jualan tersebut pun bukan miliknya. Dalam artian ia mengambil keuntungan dari hasil setoran kepada pemiliknya. Itupun dengan catatan apabila semua laku terjual.
"Kalau terjual semua, baru dapat sedikit dari keuntungan bersihnya, kan sistem nyetor ke bos," ujar Nina.
Kisah serupa juga dialami Roni (41), warga jalan Swasembada Timur, Kebon Bawang. Untuk membeli pakaian sekolah anaknya yang menempuh pendidikan di SMKN 12 Kebon Bawang, hampir 700 ribu dikeluarkannya.