Sabtu 09 Aug 2014 01:03 WIB

Semen Indonesia Incar 10 Persen Pasar ASEAN

Dirut PT Semen Indonesia, Dwi Soetjipto.
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Dirut PT Semen Indonesia, Dwi Soetjipto.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menargetkan bisa menguasai sedikitnya 10 persen pangsa pasar semen di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan melalui sejumlah aksi korporasi yang akan dijalankan.

Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dwi Soetjipto usai peresmian gedung kantor pusat PT Semen Gresik di Tuban, Jawa Timur, Jumat, mengatakan bahwa saat ini pangsa pasar perseroan di kawasan Asia Tenggara melalui produk Thang Long Cement Vietnam baru sekitar 4 persen.

"Ke depan, kita ingin penguasaan pangsa pasar di ASEAN lebih meningkat, minimal hingga 10 persen. Beberapa aksi korporasi sudah disiapkan untuk menuju ke arah sana," katanya didampingi Direktur Utama PT Semen Gresik, Sunardi Prionomurti dan Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto.

Thang Long Cement Vietnam telah diakuisisi Semen Indonesia pada akhir 2012. Langkah ini menjadi tahap awal perusahaan pelat merah (BUMN) tersebut untuk menembus persaingan pasar regional.

Dwi Soetjipto mengungkapkan pihaknya berencana melakukan investasi untuk menambah kapasitas produksi pabrik di Vietnam, karena utilitas produksi yang ada saat ini sudah mencapai 100 persen.

"Saat pertama kali kami akuisisi, utilitas produksinya masih sekitar 60 persen dari total kapasitas sekitar 2,3 juta ton per tahun. Sekarang sudah mencapai 100 persen sehingga perlu ada investasi tambahan untuk menambah kapasitas produksi," ujarnya.

Menurut ia, rencana penambahan kapasitas pabrik Thang Long sedang dalam kajian, namun diproyeksikan tambahan kapasitas produksi berkisar 1,5 juta hingga 2,5 juta ton.

Ia menambahkan pabrik Vietnam diproyeksikan untuk melayani kebutuhan pasar semen di wilayah timur Asia Tenggara, sedangkan untuk wilayah barat, Semen Indonesia berencana menanamkan investasi untuk pabrik di Myanmar.

"Kami harapkan tahun depan sudah bisa masuk dan selanjutnya manajemen berpikir untuk melangkah ke kawasan Asia lainnya, semisal Bangladesh untuk wilayah Asia bagian selatan," tambah Dwi Soetjipto.

Sedangkan untuk di dalam negeri, Semen Indonesia juga terus melakukan aksi korporasi guna mempertahankan "market leader" yang kini sekitar 44 persen.

Pada pertengahan tahun ini, perseroan telah memulai pembangunan dua pabrik baru di Rembang, Jawa Tengah, dan Indarung VI di Padang, Sumatera Barat, dengan kapasitas masing-masing pabrik sekitar 3 juta ton per tahun.

Selain itu, juga dilakukan "upgrading" pabrik di Tonasa

untuk peningkatan kapasitas produksi.

Saat ini, kapasitas produksi Semen Indonesia sekitar 31,8 juta dan perseroan menargetkan hingga tahun 2030 mendatang, kapasitas produksi yang dimiliki bisa mencapai 72,9 juta ton atau meningkat dua kali lipat lebih dari sekarang.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement