Sabtu 09 Aug 2014 09:22 WIB

Pemerintah Diminta Tertibkan Aliran yang Bertentangan dengan Islam

Red: Chairul Akhmad
Video Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) diputar dalam sebuah konferensi pers menolak keberadaan gerakan itu di Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Video Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) diputar dalam sebuah konferensi pers menolak keberadaan gerakan itu di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM – Syekh Ali Muhammad Ali Jaber al-Madani mengatakan, pemerintah harus tegas menertibkan keberadaan sejumlah aliran yang kerap bertentangan dengan syariat Islam, guna menghindari dampak negatif yang akan ditimbulkan.

"Sebab, kaum Muslimin di Indonesia merupakan aliran ahlusunnah wal jamaah dengan bermazhab pada ajaran Imam Syafi'i," katanya dalam kegiatan halal bihahal di halaman Kantor Wali Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (8/8).

Syekh kondang asal Madinah, Arab Saudi ini mengatakan, keberadaan sejumlah aliran yang kerap bertentangan dengan syariat Islam dapat tertolak ataupun tidak berkembang di Indonesia jika Pemerintah dapat secara tegas memberikan batasan terhadap perkembangannya.

"Dengan demikian, Pemerintah dapat secara tegas menertibkan sejumlah aliran yang kerap bertentangan dengan ajaran syariat Islam yang ada," kata Syekh Ali.

Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap adanya pergerakan yang mengatasnamakan Islam namun bertindak radikal. Menurut Ahyar, pergerakan ISIS yang kerap diberitakan di sejumlah media baik nasional maupun lokal membawa keresahan tersendiri di tengah masyarakat.

" ISIS dikabarkan telah masuk ke wilayah Indonesia dan telah terindentifikasi di salah satu daerah di Nusa Tenggara Barat," katanya.

Oleh karena itu, hal tersebut harus menjadi perhatian bersama, dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa menjaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah agar perbedaan yang menjadi sunnatullah tidak berujung pada perpecahan dan perselisihan.

"Kita harus menyatakan ISIS tidak diterima dan tertolak masuk ke wilayah Kota Mataram," tegas Ahyar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement