Sabtu 09 Aug 2014 09:38 WIB

Sejumlah Ormas Islam Deklarasi Tolak ISIS

Video Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) diputar dalam sebuah konferensi pers menolak keberadaan gerakan itu di Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Video Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) diputar dalam sebuah konferensi pers menolak keberadaan gerakan itu di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG – Sejumlah ormas Islam di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengikuti penandatangan deklarasi penolakan ideologi Negara Islam Irak dan Suriah atau "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) di Mapolres setempat, Jumat (8/8).

Ormas yang mengikuti deklarasi tersebut ialah Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Pemuda Ansor, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) serta Muhamadiyah Karawang.

Deklarasi tersebut juga diikuti perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang dan Kantor Kementerian Agama setempat dengan disaksikan Dandim 0604 Karawang, Wakil Bupati Karawang dan perwakilan DPRD Karawang.

Kapolres Karawang AKBP Daddy Hartadi mengatakan, pihaknya mengundang perwakilan ormas Islam untuk menyamakan persepsi terkait dengan ISIS. "Gerakan dan ideologi ISIS ini bisa mengancam kesatuan bangsa," katanya.

Ia meminta dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama mencegah munculnya gerakan dan ideologi ISIS yang berpotensi masuk ke Karawang.

"Kami akan melakukan langkah preventif, bahkan represif. Langkah pertama, kita akan lakukan pendeteksian dini, jangan sampai ideologi ini masuk ke Karawang. Karena itu, kami perlu dukungan semua pihak," kata Daddy.

Jika ada gerakan-gerakan yang mencurigakan, kata dia, segera laporkan ke aparat kepolisian setempat sebab di seluruh Polsek se-Karawang akan digelar pula kegiatan deklarasi penolakan ISIS.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Karawang Ade Permana menilai, ISIS menganut paham radikalisme dan berbahaya bagi kesatuan dan persatuan bangsa. "Kita semua tidak perlu ikut-ikutan bergabung dengan ISIS. Kita punya ideologi sendiri, yakni pancasila," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement