REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB pada Jumat (8/8) mengatakan penyelidikan mengenai jatuhnya pesawat MH17 milik Malaysia Airlines terhambat oleh kondisi keamanan yang rentan di lokasi kecelakaan di Ukraina Timur.
"Meskipun jatuhnya pesawat tersebut merupakan kejahatan perang, penyelidikan yang menyeluruh, efektif, independen dan tak memihak diperlukan untuk menentukan fakta dan kondisi kejadian ini," kata Ivan Simonovic, Asistten Sekretaris Jenderal PBB Urusan Hak Asasi Manusia, ketika memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai situasi saat ini di Ukraina Timur.
"Penyelidikan sekarang sedang berlangsung, yang dipimpin oleh warganegara Belanda," kata Simonovic, sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Sabtu.
Ia menggarisbawahi bahwa situasi keamanan yang mudah berubah di lokasi kecelakaan terus menghambat para penyelidik, kendati ada zona gencatan senjata yang diumumkan oleh Pemerintah Ukraina di sekitar daerah tersebut.
"Mendesak untuk menghentikan pertempuran dan mengamankan lokasi kecelakaan," kata Simonovic.
Ia menambahkan bahwa pada saat yang sama ada kebutuhan bagi pertanggung-jawaban bagi mereka yang terlibat dalam kejahatan perang, pelanggaran serius hukum kemanusiaan internasional dan pelanggaran nyata terhadap hukum hak asasi manusia. Ini sebagaimana didokumentasikan oleh temuan Misi Pemantau PBB.