REPUBLIKA.CO.ID, KANADA- Kanada telah meluncurkan misi untuk memetakan dasar laut Kutub Utara untuk mendukung upaya memperluas wilayahnya sampai ke Kutub Utara.
Sebuah pernyataan pemerintah Kanada mengatakan kapal pemecah es pertama telah meninggalkan St John, Newfoundland, pada Jumat (8/8) dan kapal kedua akan berangkat pada Sabtu (9/8).
Kapal tersebut akan mengumpulkan data dari punggungan bawah laut yang dimulai di dekat Pulau Ellesmere menuju ke Kutub Utara. Daerah tersebut diyakini memiliki cadangan minyak dan gas yang besar.
Daerah tersebut diperkirakan memiliki 13 persen dari minyak yang belum ditemukan di dunia dan 30 persen dari cadangan gas alam yang tersembunyi.
"Pemerintah kami mengamankan kedaulatan kami sementara memperluas kesempatan ekonomi dan ilmiah dengan mendefinisikan perbatasan terakhir Kanada," kata Menteri Lingkungan Hidup, Leona Aglukkaq, seperti dilansir BBC, Sabtu (9/8).
"Hal ini penting untuk Kanada, terutama di bagian utara, karena ini adalah masa depan mereka dan pertaruhan kemakmuran," imbuhnya.
Misi selama enam minggu tersebut mengadapi klaim-klaim dari negara lain termasuk Rusia. Terakhir pada Desember 2013 Kanada mengajukan permohonan kepada PBB untuk memperluas batas laut di Atlantik.
Rusia dan Denmark juga telah membuat klaim-klaim atas wilayah yang luas dari dasar laut Arktik di sekitar Punggungan Lomonosov. Ketiga negara tersebut mencari bukti ilmiah bahwa punggungan merupakan perpanjangan bawah landas kontingen mereka.
Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut, negara pantai dapat mengklaim hak-hak ekonomi eksklusif untuk sumber daya alam pada atau di bawah dasar laut hingga 200 mil (370 km) di luar wilayah darat mereka.
Tetapi jika landas kontinen melampaui jarak itu, negara harus memberikan bukti kepada Komisi PBB yang kemudian akan membuat rekomendasi tentang pembentukan batas terluar.