REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV-- Korea Selatan (Korsel) tertarik membeli roket jarak pendek Israel, Iron Dome. Reuters melaporkan pernyataan itu diungkapkan Ahad (10/8). Iron Dome, yang menggunakan misil pemandu, berhasil menyerang roket Katyusha milik tentara Palestina dan Libanon.
Pemerintah Israel dan pengamat AS mengatakan, sepanjang sebulan penyerangan ke Gaza, Iron Dome terbukti memiliki keakuratan hingga 90 persen dalam menembak sasaran. Yedidia Yaari, Chief Executif Officer (CEO) Iron Dome mengatakan, kemampuan roket ini telah menarik minat negara asing untuk membelinya termasuk Korsel. Iron Dome dibuat oleh perusahaan negara milik Israel bernama Rafael Advanced Defense Systems Ltd.
“Yang dikhawatirkan tak hanya tentang roket namun juga hal-hal lain, termasuk minat negara asing pada Iron Dome,” terang Yaari kepada Radio Militer Israel.
Ia juga mengatakan perwakilan Rafael telah berkunjung ke Seoul untuk mempromosikan Iron Dome. Yaari tidak merinci detail mengenai seberapa jauh perkembangan kerja sama dengan Korsel terkait Iron Dome.
Sejauh ini, Rafael belum pernah menjual senjata ke negara asing. Yaari mengatakan perusahaan tersebut memprioritaskan suplai roket untuk Israel. Rafael telah memiliki sembilan interseptor dari total 12 unit yang direncanakan.
Washington telah menambah pendanaan ke Israel yang bertujuan menjamin penyebaran dan persediaan misil interseptor. Sumber dari industri pertahanan memperkirakan, baterai yang digunakan Iron Dome memakan biaya sekitar 50 juta dolar AS. Sedangkan tiap interseptor misil membutuhkan dana antara 30 ribu hingga 50 ribu dolar AS.