REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Majelis Ulama Indonesia Prof Din Syamsuddin mengajak seluruh komponen masyarakat di Indonesia menolak keberadaan gerakan "Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)" di Indonesia.
Ajakan Din Syamsuddin yang juga Ketua PP Muhammadiyah itu disampaikan saat menghadiri perayaan puncak hari Ulang Tahun Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) ke-79 di Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Ahad.
"Hingga saat ini, sudah banyak generasi bangsa yang terpengaruh dalam pergerakan ISIS," ucapnya.
Gerakan yang dikenal dengan tindakan radikalnya tersebut, dapat merusak persatuan dan kesatuan Umat Islam di Indonesia, "Ini berbahaya, karena dapat memecah belah keharmonisan dalam kehidupan sosial bermasyarakat di Indonesia," katanya.
"Tindakan yang mereka lakukan saat ini bukan mencerminkan Islam yang dikenal dengan agama kasih sayang dan mencintai kedamaian," katanya.
Dikatakannya, tindakan radikal yang mereka lakukan saat ini tidak lain hanya merugikan hidup orang banyak seperti menghancurkan tempat-tempat ibadah Non Muslim maupun dengan sengaja mengubur hidup-hidup warga yang menentang pergerakannya tersebut.
Sehubungan hal itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat khususnya generasi penerus bangsa Indonesia untuk tidak terpengaruh atau mendukung pergerakan tersebut, karena sudah jelas dengan tindakan sporadis yang mereka lakukan tidak mencerminkan Islam yang sebenarnya.
Dalam penyebarannya saat ini, yang kita ketahui bersama bahwa pergerakan ISIS sudah masuk di beberapa wilayah Indonesia seperti di Jakarta, Solo, malang, dan NTB, untuk mencari dukungan dan menyebarkan pemahaman Islam yang jauh berbeda dengan ajaran Rasulullah.
Pada kesempatannya dalam memberikan sambutan di perayaan Hultah NW itu, ia mengharapkan kepada seluruh jamaah khususnya para santri Nahdlatul Wathan untuk tetap menjaga keutuhan ajaran Islam di Indonesia.
"Jangan sampai ajaran Islam yang merupakan warisan nenek moyang kita ini, di nodai oleh pergerakan sporadis semacam ISIS itu," katanya.