REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang, Jawa Timur, Moch Anton, segera mengumpulkan guru agama di wilayah itu untuk menyosialisasikan pencegahan terhadap masuknya jaringan dan paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di daerah itu.
"Kemungkinan Kamis (20/8), saya akan kumpulkan para guru agama di daerah ini. Saya akan memaparkan bagaimana dampak paham ISIS dan bagaimana kondisi di Kota Malang saat ini, setelah munculnya paham tersebut," katanya setelah memberikan sambutan pada halalbihalal di Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang, Ahad (10/8).
Pertemuan dengan guru-guru agama tersebut, katanya, untuk memberikan pemahaman terkini terkait ISIS, sebab dengan adanya pertemuan itu nanti diharapkan guru bersangkutan menyampaikan dengan benar terkait ISIS, termasuk paham-paham lain yang bertentangan dengan agama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada siswa.
Dengan demikian, lanjutnya, siswa tidak mudah disusupi dan dipengaruhi oleh paham-paham dan aktivitas apapun yang mengancam kesatuan NKRI, seperti ISIS, sebab mereka (siswa) merupakan kader bangsa yang harus dijaga dan diberi pemahaman yang benar agar tidak sampai terjerumus dalam jaringan tersebut.
Selain memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan ISIS, kata wali kota, para guru agama ini juga akan diperkuat pemahaman terkait wawasan kebangsaan dan kesatuan, karena itu dalam pertemuan tersebut, juga akan mengundang jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dan tokoh-tokoh agama di Kota Malang.
Rencananya, pertemuan tersebut bakal digelar di aula SMA Tugu. Pertemuan ini wajib diikuti oleh ratusan guru Agama dari jenjang SD hingga SMA/SMK, baik dari sekolah negeri maupun swasta. "Kami juga tak ingin kecolongan, kalau paham ini masuk melalui guru-guru agama, lalu terjadi salah kaprah di kalangan pelajar, bagaimana," tegasnya.
Terkait adanya warga Kota Malang yang bergabung dengan ISIS, Anton belum bisa memastikan. Yang jelas, saat ini pemerintah harus turun tangan untuk menangkal masuknya paham tersebut melalui berbagai jenis sosialisasi di semua kalangan.
"Tujuan saya mengumpulkan seluruh guru agama ini, salah satunya untuk mencegah dan menangkal agar paham dan aktivitas ISIS ini tidak sampai masuk, apalagi sampai meluas di Kota Malang," tandasnya.
Sebelumnya aktivitas ISIS diduga telah masuk di wilayah Kabupaten Malang, yakni di Masjid Sulaiman yang berlokasi di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau. Namun, setelah dikonfirmasi dan dilakukan pemanggilan terhadap pengurus masjid, ternyata hanya pertemuan jamaah biasa dan tidak berkaitan dengan aktivitas ISIS.