REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Indonesia dinilai masih sangat banyak kekurangan enterpreneur dalam bisnis global. Masalah itu membuat Indonesia hanya menjadi pasar dalam bisnis global, bukan pemain yang semestinya di negaranya sendiri.
"Ke depannya, entepreneur indonesia harus menjadi pemain dalam bisnis global seiring dengan era globalisasi yang terus meningkat," kata Ketua Program Magister Manajemen Universitas Budi Luhur, Setyani Dwi Lestari dalam seminar “The Global Strategy of Indonesian Youth Enterprenuer" akhir pekan lalu.
Menurutnya, langkah awal persiapan yakni dengan memberikan bekal kepada mahasiswa tentang menjadi pemain bisnis global. Upaya pun dapat dilakukan perguruan tinggi yakni dengan membuat seminar yang dan menghadirkan para praktisi dari perusahaan Indonesia yang telah menjadi pemain global.
Selanjutnya yakni penerpaan Nation Character Building atau karakter manusia dalam menjadi pemain bisnis global.Nation Character Building saat ini banyak dibicarakan dan dikeluhkan di semua bidang di Indonesia.
Karakter manusia adalah hal terpenting untuk dapat menjadi pemain bisnis global. Dalam berbagai literatur disebutkan jika untuk menjadi pemain bisnis global dibutuhkan karakter manusia yang disebut EXCEL yaitu Excellence, Commitment, Enterpreneurship, and Leadership.
"Hal itu jelas tidak mudah, namun sebagai institusi pendidikan di Indonesia, perguruan tinggi wajib memberikan bekal kepada mahasiswa yang kelak menjadi penerus bangsa," kata Setyani.
Sejumlah pembicara dalam acara tersebut seperti Marketing Director PT Astra International Tbk yakni Edhi S, President Director PT. Nyonya Meneer yaitu Dr. Charles Saerang, PT Indocement Tbk oleh Dudy Ganjar, PT Bank BNI yakni Rulian S, MNC-Group yaitu Erison Oktavian, PT Gramedia and Chip Indonesia hingga Dr. Ulf Henning Richer selaku Assistant Professor dari Nottingham University. Seminar ini diharapkan memberikan pencerahan dan motivasi kepada 250 peserta agar mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan tuntutan bisnis global.