REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Panggung Merdeka merupakan acara pertunjukan teater yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) di negara bagian Victoria, Australia, pada 16 Agustus 2014. Panggung Merdeka mengangkat tema: Soe Hok Gie, yaitu seorang mahasiswa sekaligus aktivis Indonesia di masa akhir Orde Lama.
Pertunjukan seni teater tentu tidak lepas dari kostum yang dikenakan oleh para pemainnya. Apalagi cerita Soe Hok Gie merupakan kisah dari era 60an. Tentunya kostum yang digunakan tidak bisa asal-asalan.
Maka dari itu, Panggung Merdeka berhasil menyeleksi dan memilih Fashion/Costume Stylist untuk pertunjukkan ini. Gadis yang akrab dipanggil Fina ini menjadi PIC Stylist/Costume Panggung Merdeka. Berikut petikan wawancara Raissa Tahelata dari Universitas Melbourne dengan Fina Hasnil.
Kesibukan apa saja yang sedang dijalani oleh Fina?
Saya saat ini kuliah di RMIT University dan mengambil jurusan fashion design. Sekarang tahun kedua semester 2. Jurusan yang saya ambil lebih fokus pada general fashion design, jadi nggak cuma belajar membuat design sketching, pattern making sewing; tetapi juga belajar business (professional practice) yang fokus pada marketing tentang bagaimana kita akan menjual fashion collection ke fashion industry saat ini.
Sebelumnya saya sempat jadi panitia Project O yang bertemakan Ignite. Project O merupakan acara non-profit yang diadakan oleh PPIA RMIT dalam bentuk kerja sosial. Di acara Project O ini saya yang terlibat di bagian kreatif yang lebih fokus pada property, décor, multimedia, dan art. Selain itu, saat ini aku juga aktif di organisasi YIMSA, perkumpulan Muslim muda Indonesia di Australia dan menjadi sekertaris di organisasi ini.
Fina Hasnil dari RMIT University jadi perancang utama kostum pemeran di Panggung Merdeka. (Photo: PPIA Victoria)
Mengapa memilih kuliah di fashion design?
Memang dari dulu saya sudah suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan seni. Mama saya juga suka menonton acara fashion di TV. Dari situ akhirnya mulai tertarik sama fashion, apalagi sekarang fashion industry makin berkembang dan melihat keadaan kalau fashion industry itu tidak akan pernah mati. Saya juga tahu kalau terjun ke dunia fashion pasti dituntut untuk kreatif dan update dengan perkembangan fashion dunia. Tapi itu tidak jadi hal yang sulit karena saya memang suka dan menikmati ketika mengerjakannya.
Selama ini prestasi yang pernah saya dapat adalah ketika menyelesaikan proyek akhir. Saat itu saya diberi tema “bud to bloom”, dan kali itu saya buat atasan (top) with skirt. Saya memang suka dengan sesuatu yang bermotif bunga (flowery) dan warna pastel. Jadi kali itu saya buat proyek akhir itu dengan warna kuning pastel dan saya senang dengan hasilnya.
Selain itu, gara-gara terjun ke dunia fashion, saya jadi suka bikin baju sendiri khususnya dari bahan sisa project yang saya bikin. Bangga sih bisa bikin dan berkreasi sendiri seperti ada kepuasan sendiri gitu.
Untuk fashion sendiri, saya memang suka melihat dan bikin fashion yang bercorak feminism dan bernuansa warna pastel dan dusty color. Aku juga selalu suka dan terinspirasi dari designnya Uliana Sergenko, dia pekerja seni yang sangat berbakat dan saya suka sekali dengan koleksinya dia.
Apa yang membuat Fina tertarik untuk ikut Panggung Merdeka?
Jadi awalnya aku lagi kerja di Salero Kito (salah satu restoran Indonesia di Melbourne) terus ketemu sama Ezra, Tara, dan Adlina. Mereka itu dulu pernah satu tim di Project O, dan kebetulan Ezra, Project Managernya, memberi tahun bakal ada seleksi untuk Panggung Merdeka dan butuh untuk fashion stylist.
Setelah dipikir-pikir, kebetulan saya memang lagi tidak berencana pulang ke Indonesia selama break musim dingin. Jadi untuk mengisi waktu luang akhirnya saya coba untuk ikut interview Panggung Merdeka. Belum lagi, saya belum pernah terjun ke dunia production seperti ini , jadi melihat kesempatan yang ada saya jadi sangat tertarik karena itu bakal bagus sekali untuk pengalaman dan kesempatan untuk kenalan dengan teman-teman baru dari universitas lain.
Setelah mendaftar dan wawancara akhirnya saya diberitahu diterima di Panggung Merdeka. Deg-degan juga karena saya belum pernah mengerjakan produksi seperti ini, jadi ini perdana. Dan menurut pengalaman salah satu tim, acara seperti ini sangat menguras waktu dan tenaga. Tapi di sisi lain aku juga sangat senang dalam persiapan Panggung Merdeka, it’s gonna be fun!
Bagaimana persiapan kalian sejauh ini dalam mempersiapkan kostum Panggung Merdeka?
Sejauh ini kita udah mengukur kostum untuk semua pemeran yang totalnya berjumlah 23 orang termasuk peran figuran. Kebetulan teman satu tim ada yang pulang ke Indonesia, jadi kesempatan juga untuk cari baju di Indonesia.
Selain itu, beberapa dari kami juga sudah cari kostum untuk pemeran wanita di Panggung Merdeka, kami beli kostum di Olshop yang jual baju-baju bekas dan kualitasnya masih bagus dengan harga yang cukup murah juga. Tidak semua baju, tas, dan sepatu akan dibeli melihat budget yang terbatas, jadi kami sebisa mungkin menghemat pengeluaran. Minimalisasi pengeluaran ini dilakukan dengan cara meminta beberapa pemeran untuk memakai sepatu atau tas yang mereka punya.
Karena teater ini bernuansa tahun 60an, jadi kami harus memilih kostum yang cocok. Tahun 60-an punya kecenderungan warna pastel dan nggak ngejreng, motifnya juga simpel, kalem, dan nggak aneh-aneh bahkan lebih cenderung ke polos. Contohnya kalau untuk kostum pria, lebih cenderung kemeja dengan celana bahan. Bahkan kemejanya kalau dipakai harus kegedean dan dimasukkan. Untuk yang wanita lebih ke arah blouse atau kemeja dan rok bawahan. Rok bawahannya juga lebih cenderung ke high-waisted skirt. Atau untuk alternatifnya, A-line dress, yang penting nggak ketat dan panjangnya di bawah lutut.
Untuk tokoh utama yang cewek itu karena karakternya agak tomboy jadi kadang bisa pake celana bahan juga. Untuk sepatu juga lebih yang polos dan tendensinya yaitu ada sedikit tinggi haknya.
Jadi, untuk kostum wanita udah selesai kira-kira 80%, sedangkan yang pria masih 40%. Jadi, mudah-mudahan kita udah bisa menyelesaikan secepatnya semua secepatnya. Karena kita bakal latihan dengan kostum pada saat gladi kotor, jadi kita harus set kostum apa untuk siapa.
Untuk mengurangi salah kostum, yang akan kita lakukan itu kita akan punya rak gantungan dengan foto cast dan bajunya. Itu seperti kita memberi tanda jadi kita nggak perlu pusing mengingat bajunya yang mana.
Untuk hari H-nya, kita butuh sukarelawan untuk bantu di belakang panggung 2 sampai 4 orang lagi. Yang pasti kita cari orang yang kerjanya cekatan dan bertanggung jawab. Tapi kalau ada yang udah berpengalaman di production seperti ini bakal lebih bagus. Semoga semua persiapan Panggung Merdeka lancar, karena ini sekarang kita sudah mulai sangat sibuk mengingat acara tinggal beberapa hari lagi.
*ABC Australia Plus Indonesia adalah media partner acara Panggung Merdeka oleh PPIA Victoria