REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi pariwisata Indonesia sangat besar. Salah satunya dapat dilihat dari sumbangan sektor pariwisata terhadap devisa negara di tahun 2013 yang mencapai 10 miliar dolar AS, yang merupakan terbesar keempat setelah migas, batu bara dan kelapa sawit.
Hal ini menunjukkan Pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki kaitan erat dengan hajat hidup masyarakat luas. Karena itu, pariwisata dan ekonomi kreatif membutuhkan penanganan yang profesional agar pemasukan devisa bisa terjaga dan meningkat lagi.
“Dampak pariwisata dirasakan hampir semua lapisan masyarakat. Multiflyer effect–nya sangat luas, tidak hanya pengusaha hotel, restoran dan transportasi saja, dari perajin hingga pedagang asongan juga merasakan dampaknya. Bahkan pelaku industri kreatif, seperti seniman juga terkena imbasnya," ujar Effi Setiabudi selaku Ketua Asperapi (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia) di Jakarta, Ahad (10/8).
Effi menyebut banyak sosok profesional yang memiliki kapabilitas memimpin pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun dari sekian nama, Effi menyebut Yanti Sukamdani yang saat ini menjabat Ketua BPPI (Badan Promosi Pariwisata Indonesia).
Menurutnya, kiprah puluhan tahun terjun di bisnis pariwisata dan berbagai pengalaman di organisasi kepariwisataan dalam dan luar negeri menjadi Effi mumpuni dibidangnya. Yang lebih penting, kata Effi, Yanti memiliki jaringan yang luas dan rekam jejak yang bersih.
"Yanti Sukamdani menurut saya sosok yang tepat untuk menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif," kata dia.
Senada dengan Effi, Presiden South East Asia of Tourist Guide Associations (SEATGA) sekaligus Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), I Nyoman Kandia, menyatakan, pengalaman, jaringan dan profesionalisme dibutuhkan seseorang yang nantinya akan meimpin sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
“Kalau dilihat pertumbuhan pariwisata saat ini masih relatif lambat, padahal jika dilihat dari potensi yang dimiliki Indonesia cukup besar. Untuk itu perlu membuat gebrakan baru yang bisa mengangkat pariwisata kita lebih tinggi. Hal ini hanya bisa dilakukan orang profesional yang punya jaringan luas,” ujar Nyoman Kandia.
Yantis sendiri, sebut Nyoman, memiliki kapabilitas tersebut karena berpengalaman sebagai ketua asosiasi pariwisata ASEAN.
“Pengalaman, jaringan, dan profesionalisme itu semua dimiliki Yanti Sukamdani. Saya kira pariwisata membutuhkan orang seperti dia untuk bangkit menjadi kekuatan ekonomi utama di Indonesia,” jelasnya.