Senin 11 Aug 2014 12:31 WIB

Punya Potensi Besar, Sektor Pariwisata Butuh Penanganan Profesional

Red: Hazliansyah
ubernur Sumut Rudolf Pardede (2kanan) menerima pin Indonesia Tourism Travel Fair 2008 (ITTF) yang disematkan Ketua Ketua PHRI Yanti Sukamdani dalam acara
Foto: Antara/Muhammad
ubernur Sumut Rudolf Pardede (2kanan) menerima pin Indonesia Tourism Travel Fair 2008 (ITTF) yang disematkan Ketua Ketua PHRI Yanti Sukamdani dalam acara "Road Show "di Tiara Convention, Selasa (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi pariwisata Indonesia sangat besar. Salah satunya dapat dilihat dari sumbangan sektor pariwisata terhadap devisa negara di tahun 2013 yang mencapai 10 miliar dolar AS, yang merupakan terbesar keempat setelah migas, batu bara dan kelapa sawit.

Hal ini menunjukkan Pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki kaitan erat dengan hajat hidup masyarakat luas. Karena itu, pariwisata dan ekonomi kreatif membutuhkan penanganan yang profesional agar pemasukan devisa bisa terjaga dan meningkat lagi.

“Dampak pariwisata dirasakan hampir semua lapisan masyarakat. Multiflyer effect–nya sangat luas, tidak hanya pengusaha hotel, restoran dan transportasi saja, dari perajin hingga pedagang asongan juga merasakan dampaknya. Bahkan pelaku industri kreatif, seperti seniman juga terkena imbasnya," ujar Effi Setiabudi selaku Ketua Asperapi (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia) di Jakarta, Ahad (10/8).

Effi menyebut banyak sosok profesional yang memiliki kapabilitas memimpin pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun dari sekian nama, Effi menyebut Yanti Sukamdani yang saat ini menjabat Ketua BPPI (Badan Promosi Pariwisata Indonesia).