REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun pertumbuhan ekonomi nasional mengalami perlambatan, tren investasi di Indonesia diperkirakan terus menguat. Head of Research Mandiri Manajemen Investasi Yusuf Ade Winoto mengatakan, hingga akhir tahun, indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa tembus 5.200. "Tahun ini indeks sudah tumbuh 17-18 persen," kata Yusuf, Senin (11/8).
Pertumbuhan indeks tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi. Ketika emiten membukukan pendapatan yang bagus, maka ekonomi pun akan tumbuh bagus.
Tahun ini ekonomi memang sedikit melambat. Namun demikian, masih ada sentimen-sentimen positif yang membuat arus dana tetap masuk ke pasar modal nasional. Salah satunya adalah lancarnya pelaksanaan pemilihan presiden pada Juli.
Setelah faktor politik selesai, sentimen yang perlu diantisipasi pelaku pasar lebih banyak berasal dari luar. Seperti diketahui, saat ini cukup banyak sentimen global yang perlu diwaspadai, yaitu krisis politik di Irak, Ukraina dan Rusia.
Selain itu, pasar juga mengantisipasi kabinet dari presiden baru terpilih. "Mungkin dari dalam negeri, yang ditunggu adalah pelantikan presiden baru dan susunan kabinetnya," ujar Yusuf.
Jelang pengumuman BI Rate, Yusuf menilai pasar telah mengantisipasinya. Pasar memprediksi BI Rate akan bertahan di level 7,5 persen.