REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Pertahanan Australia, David Johnston tidak menampik kabar kalau pemerintah Australia menawarkan bantuan militer kepada pasukan AS untuk memerangi Negara Islam ISIS di Irak. Bagi Perdana Menteri Tony Abbott, pasukan ISIS disebutnya sebagai ‘Tentara Teroris” .
Australia telah sepakat akan mengirimkan dua pesawat pengangkut Hercules untuk membantu mengangkut bantuan lewat udara. Pagi ini, Senator Johnston mengatakan, Kementerian Pertahanan Australia juga telah menawarkan bantuan militer. "Kami tidak memungkiri kabar mengenai kesediaan Australia mengirimkan bantuan untuk membantu pasukan Amerika dalam menghadapi organisasi teroris,” katanya, Senin (11/8).
"Organisasi teroris ini (ISIS) sangat menakutkan dan harus disikapi dengan sangat serius. Kita telah menyaksikan kekejaman, kita sudah melihat perilaku mereka. tidak ada yang bisa memastikan akan jadi apa mereka nanti? kata Jhonston.
"Kita siap memberikan bantuan dalam bentuk apapun yang diperlukan kapan saja kita dimintain bantuan oleh Amerika dan Pemerintah Irak."
"Faktanya adalah situasi ini bisa berubah sangat, sangat jahat dalam waktu yang sangat singkat dan saya pikir apa pun bisa saja terjadi. Dan saya tidak percaya negara-negara yang memiliki pemikiran benar hanya bisa duduk dan menonton kekejaman yang terungkap di televisi tanpa melakukan tindakan apapun. "
Pagi ini PM Tony Abbott berbicara dari Belanda menyatakan ISIS adalah "tentara teroris" dan mereka melakukan "kekejaman yang mengerikan".
Abbott kemudian memperlihatkan foto yang dipublikasikan hari ini yang menunjukan seorang anak pejuang ISIS berusia 7 tahun kelahiran Sydney memenggal kepala seorang tentara Suriah. "Australia sangat bersedia bergabung dalam misi kemanusiaan untuk mengangkut warga Yazidi yang terperangkap di pegunungan Sinjar,” kata Abbott.
"Kita memiliki sejumlah pesawat Herkules C-130 di Timur Tengah. Kita juga memiliki C-17 yang mengangkup pasokan bantuan kemanusiaan dari Australia keesokan hari atau kapan saja kita diminta dan bantuan kemanusiaan berupa angkutan udara juga tampaknya akan diperlukan beberapa waktu mendatang,”
"Negara Islam Suriah Irak atau ISIS demikian mereka menyebut kelompok mereka, tak lain adalah tentara teroris. Mereka tidak hanya mendirikan kelompok teroris, tapi merupakan negara teroris yang efektif, bangsa teroris.”
"Ini jelas menyulut masalah yang sangat luar biasa, tidak hanya bagi warga di Timur Tengah, tapi juga dunia,”
"Kita semakin banyak melihat bukti-bukti mengenai tindakan barbar yang dilakukan kelompok ini. saya yakin aka nada lebih banyak foto di surat kabar yang akan memperlihatkan kepada kita kekejaman luar biasa yang mampu dilakukan oleh kelompok ini”.
Pemimpin Oposisi, Bill Shorten mengatakan Partai Buruh mendukung sepenuhnya bantuan kemanusiaan yang dikirimkan Australia untuk membantu warga dan anak-anak yang tidak bersalah yang terperangkap dalam pertempuran ini.
Sementara itu Duta Besar Irak bagi Australia, Mouayed Saleh, mengatakan negaranya belum meminta Pemerintah Federal untuk mengirim pasukan ke wilayah tersebut, tetapi akan melakukannya jika konflik di negaranya terus meningkat.
"Kami akan secara teratur menilai situasi yang terjadi, dan jika kita membutuhkannya ...kepada siapa lagi kami memohon bantuan? Kecuali kepada teman-teman dan dan sekutu kami seperti Australia," katanya.
Sementara itu dari Irak dilaporkan, ribuan warga anggota sekte minoritas Yazidi sampai saat ini masih dikepung pasukan ISIS di Gunung Sinjar, dan kelompok ekstrim terus melancarkan serangan di Irak utara dalam menghadapi melanjutkan serangan udara AS.
Pesawat tempur AS dan Inggris telah tiba membawa bantuan bagi warga Yazidi, yang terancam dibantai oleh kelompok pejuang ISIS jika mereka turun dari pegunungan, menyusul klaim kelompok pemberontak yang telah membunuh ratusan anak-anak warga Yazidi yang mereka kubur hidup-hidup.
Menteri HAM Irak, Mohammed Shia al-Sudani mengatakan pemerintah Irak berhasil menerima gambar barisan jenazah warga Yazidi yang tewas ditembak dibagian kepala mereka dilatarbelakangi pasukan ISIS yang bersorak sorai dan melambaikan tangan”.
"ISIS juga telah menyandera 300 perempuan Yazidi yang akan dijadikan budak dan dipenjarakan didalam sebuah kantor polisi di Sinjar.”