REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Kelompok oposisi Republika Afrika Tengah (CAR), Seleka, menolak berpartisipasi dalam pemerintahan nasional karena tidak dimintai pendapat soal pilihan perdana menteri, Senin (11/8). Mereka juga mengatakan mungkin akan mempertimbangkan kesepakatan gencatan senjata bulan lalu.
Presiden sementara Catherine Samba Panza menunjuk Mahamat Kamoun sebagai perdana menteri Muslim pertama, Ahad pekan lalu. Samba Panza menjabat sebagai presiden pada Januari saat pemimpin Seleka Michel Djotodia mundur.
"Transisi kepala negara yang terjadi tidak mengikutsertakan pembicaraan dengan Seleka. Seleka memutuskan tidak ikut serta dalam pemerintahan," ujar Wakil Presiden Kedua Seleka, Jenderal Mohamed Mousa Dhaffane, dalam pernyataannya.
Kelompok rival Anti-balaka menyatakan mereka gembira dengan penunjukkan Kamoun dan akan berpartisipasi dalam pemerintahan. Melalui radio pemerintah Kamoun mengatakan akan menunjuk 26 anggota kabinet.
Dia akan memfokuskan diri pada pengembalian keamanan, meningkatkan situasi kemanusiaan, mendesak rekonsiliasi nasional, mengaktifkan pemerintahan dan ekonomi dan menyelenggarakan pemilu.