REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin melarang impor bahan makanan dari Australia memicu kekhawatiran di kalangan petani dan peternak di Benua Kanguru. Petani cherry merupakan kelompok yang paling merasakan dampak larangan itu karena Rusia selama ini merupakan pasar terbesar buah cherry Australia.
Larangan yang mulai diberlakukan Rusia ini merupkan langkah balasan atas sanksi yang dijatuhkan sejumlah negara termasuk Australia. Kebijakan ini menyusul jatuhnya pesawat MH17 yang diduga ditembak kelompok separatis Ukraina dukungan Rusia.
Russia melarang impor buah-buahan, sayur, daging dan produk susu dari Australia dan negara-negara Eropa selama setahun. Kalangan eksportir produk susu Australia saat ini bersikap menunggu dan mengamati langkah yang akan dilakukan eksportir Eropa atas produk yang batal dikirim ke Rusia.
Petani Uni Eropa memproduksi sepertiga produk susu dunia dan memasok 90 persen dari 600 ribu ton produk susu di pasar Rusia. Charlie McElhone dari dairy Australia mengatakan, Eropa bisa saja mengirim produk mereka ke pasar lainnya, sehingga harus bersaing dengan produk Australia.
Kemungkinan lainnya, menurut McElhone, Eropa akan memberlakukan subsidi bagi petaninya, yang akan berdampak pada harga produk susu dunia. Namun McElhone mengatakan, saat ini permintaan susu dan produk turunannya masih sangat kuat.
Sementara itu Citrus Australia menyatakan sebanyak 20 peti kemas jeruk yang sedang menuju Rusia terpaksa dialihkan ke pasar lainnya dengan risiko harga yang lebih murah.
Andrew Harty dari Citrus Australia menjelaskan, pengapalan ini jeruk tersebut telah meninggalkan Melbourne, namun terpaksa dialihkan ke tempat lain menyusul larangan impor yang mulai diberlakukan Rusia.
Tahun lalu, perdagangan jeruk Australia ke Rusia mencapai nilai 2,4 juta dollar. Di pihak lain, Asosiasi Petani Cherry menegaskan, larangan impor Rusia tersebut bisa merusak akses mereka ke pasar terbesar di dunia.
Scott Coupland dari Asosiasi Petani Cherry mengatakan tahun lalu 66 ton buah cherry dikirim ke Rusia, namun potensinya jauh lebih besar lagi. "Rusia mengimpor hampir 80 ribu ton buah cherry setiap tahunnya," jelasnya.
Larangan impor Rusia itu diperkirakan akan berdampak langsung pada turunnya harga buah-buahan di pasar domestik Australia.