REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Liberia akan menerima obat uji coba Ebola untuk mengobati para dokter yang terinfeksi di Afrika Barat. Obat bernama Zmappp ini belum selesai dan lulus uji.
Mapp Biopharmaceutical yang memproduksi Zmapp mengatakan obat tersebut baru diujicoba pada monyet dan belum dievaluasi untuk keamanan manusia.
“Obat-obatan diberikan secara gratis,” tambah perusahaan itu.
Meski belum lulus uji, tetapi obat tersebut sudah diberikan kepada dua pekerja sukarelawan AS dan seorang pendeta Spanyol yang terinfeksi ebola. Hasilnya, mereka menujukkan kondisi membaik.
Lewis Brown, menteri komunikasi Liberia, mengatakan masih belum jelas berapa banyak obat-obatan yang akan dikirimkan. Namun, obat tersebut akan tiba di Monrovia dalam waktu 48 jam.
Pemerintah Liberia juga telah menyadari resiko penggunaan obat yang belum selesai diteliti ini oleh para penderitanya. Tetapi, tak ada pilihan lain yang bisa diambil oleh Liberia.
“Pilihannya jika tidak menguji obat ini adalah kematian, kematian yang pasti,” katanya.
Komite etika medis WHO telah membahas penggunan obat-obatan ujicoba tersebut untuk mengatasi merebaknya virus yang mematikan. Disamping etika penggunaan obat-obatan ujicoba pada manusia, komite juga mempertimbangkan siapa saja yang menjadi prioritas mendapatkan pasokan obat-obatan yang jumlahnya sangat terbatas itu.
WHO akan mengumumkan hasil rapat daruratnya terkait penggunaan obat ujicoba itu pada Selasa.