Selasa 12 Aug 2014 17:28 WIB

Penunjukkan PM Baru Turki Ditargetkan Sebelum Pelantikan Presiden

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Recep Tayyip Erdogan
Foto: ap
Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Terpilihnya Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan pada Ahad (10/8) lalu sebagai presiden membuat Turki harus memilih penggantinya. Rencananya perdana menteri baru akan ditentukan pada 27 Agustus, sehari sebelum pelantikan Erdogan.

Kantor berita resmi Turki Anadolu News Agency melaporkan, Partai Keadilan dan Pembangunan yang dikenal dengan Partai AK harus segera memilih pengganti perdana menteri.

Juru bicara Partai Ak Huseyin Celik mengatakan pada Senin (11/8), kongres luar biasa akan digelar dalam dua pekan. Kongres dimaksudkan untuk memilih ketua partai baru, yang juga akan memangku jabatan sebagai perdana menteri.

Celik mengatakan, kemungkinan hanya ada calon tunggal dalam pemilihan perdana menteri baru. Meski belum ada nama khusus yang dibahas namun nama presiden yang akan segera lengser, Abdullah Gul, disebut-sebut sebagai kandidat. Dengan syarat, Gul harus kembali dulu ke Partai AK.

"Ini akan sangat alami bagi Presiden Gul untuk kembali, mengingat ia sebagai salah satu pendiri Partai AK," ujar Celik.

Erdogan memenangkan pemilun pada Ahad dengan perolehan 51,79 persen suara. Lawan utamanya Ekmeleddin Ihsanoglu meraih 38,44 persen suara, sementara saingan lainnya Selahattin Demirtas memperoleh 9,76 persen.

Selama tiga periode menjabat sebagai perdana menteri, Erdogan kerap diterpa isu tak sedap. Mulai dari skandal korupsi bersama putranya, hingga kritik yang menyatakan gaya pemerintahannya yang semakin otokratis.

Tapi para pendukungnya menyanjung Erdogan sebagai ahli Ekonomi. Mereka mengklaim di bawah kepemimpinan Erdogan, Turki mengalami kemakmuran ekonomi.

Setelah memenangkan pemilihan presiden Erdogan berjanji untuk mengubah sistem pemerintahan, dari parlementer ke presidensial. Ia ingin mengubah peran presiden, tak lagi sekadar jabatan seremonial namun memiliki posisi kuat.

Siapa pun yang menggantikan Erdogan sebagai perdana menteri akan memegang posisi sampai tahun depan. Belum ada nama resmi yang dikeluarkan dalam bursa pemilihan perdana menteri. Selain Gul, nama Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu juga santer terdengar akan dicalonkan sebagai perdana menteri.

Ada spekulasi yang menyatakan presiden baru terpilih ingin mengangkat sendiri perdana menterinya. Ini supaya ia bisa mempertahankan kekuatan senjatinya. Jika itu terjadi, Gul tak mungkin akan terpilih, mengingat beberapa tahun terakhir hubungan Gul dan Erdogan merenggang.

Dalam pidato kemenangannya pada Ahad malam, Erdogan menyerang dengan halus setiap kritik yang datang padanya. Terutama untuk mereka yang khawatir akan kepemimpinannya lima tahun ke depan.

"Saya tak akan menjadi presiden kalau tidak dipilih. Saya akan menjadi presiden dari 77 juta warga Turki," ujarnya.

Pemantau pemilu internasional yang mengunjungi sejumlah TPS mengatakan, pemilihan pada Ahad umumnya diselenggarakan secara profesional dan efisien. Meski pelaksanaan kampanye tak seimbang dan didominasi kubu Erdogan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement