Selasa 12 Aug 2014 22:07 WIB

Bekam Pengobatan yang Mendunia (3-habis)

Praktik bekam di Rumah Sehat Albani, Ramawangun, Jakarta Timur.
Foto: Republika/Agug Supriyanto/ca
Praktik bekam di Rumah Sehat Albani, Ramawangun, Jakarta Timur.

Oleh: Hannan Putra     

Sejarah Mesir kuno yang ditemukan dalam catatan manuskrip papirus berusia 1550 SM, ternyata penggunaan metode bekam sudah dibahas.

Teknik bekam terdapat dalam sebuah catatan medis kedokteran tertua di dunia, Ebers Papyrus, seperti dikisahkan Curtis N, J (2005) dalam artikelnya, Management of Urinary tract Infections.

Teknik tersebut kemudian juga diadopsi oleh orang-orang Romawi, Yunani, Byzantium, dan Italia. Para rahib mereka sangat memercayai metode bekam. Walau pada praktiknya, pasien yang dibekam sering kali pingsan karena terlalu banyak mengeluarkan darah.

Seperti terdapat dalam manuskrip Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M), metode bekam di Romawi dengan mengeluarkan darah secara langsung dari pembuluh darah.

Di Indonesia sendiri tidak diketahui secara pasti kapan teknik bekam pertama kali digunakan. Diduga, teknik bekam diperkenalkan di nusantara seiring dengan penyebaran Islam yang dibawa dai dari Persia dan Gujarat lewat jalur perdagangan.

Ketika itu, teknik bekam sangatlah sederhana, yaitu dengan menggunakan api dari kain/kapas/kertas yang dibakar di dalam botol atau gelas. Sebelum api tersebut mati, gelas ditutupkan cepat ke tubuh pasien. Suhu dari panas ke dingin menyebabkan kapasitas udara berkurang. Akhirnya, darah pasien pun tersedot keluar.

Setelah tahun 90-an, teknik bekam berkembang pesat di Indonesia. Para pelajar dan pekerja Indonesia di luar negerilah yang memopulerkan teknik ini ke nusantara. Alat bekam pun sudah menggunakan peralatan yang canggih dan modern sesuai kaidah kedokteran yang higienis, praktis, dan efektif.

Para praktisi bekam pun sudah mempunyai organisasi sebagai wadah mereka di Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) dan Ikatan Terapis Bekam Indonesia (ITBI) yang didirikan tahun 2007 lalu.

Hubungan kemitraan pun sudah terjalin kuat dengan Kementerian Kesehatan, di bawah Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional yang menginduk di Dirjen Bina Kesehatan Ibu dan Anak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement